Jakarta Selatan - Proyek pembuatan waduk Ciganjur yang bertepatan di jalan Aselih Jagakarsa, terbengkalai serta dibiarkan menjadi rawa. Waduk ini merupakan salah satu proyek Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Keberadaan waduk Ciganjur ini diyakini sebagai salah satu cara untuk mengendalikan air sebagai solusi pencegahan banjir di Jakarta. Selain itu, waduk tersebut akan dijadikan tempat wisata baru.
"Waduk ini akan jadi tempat pengalihan banjir di Jakarta mbak, lalu akan dijadikan tempat wisata baru seperti taman, sarana olahraga dan lain-lain," Â ucap Bapak Suprawito yang rumahnya berada dekat waduk tersebut.
Hasil pantauan ketika di lokasi waduk Ciganjur terlihat ada empat alat pengeruk berwarna kuning yang terparkir dan tak terawat serta diselimuti oleh tumbuhan merambat. Pada akhirnya, alat-alat berat itu bahkan menjadi tempat bermain anak-anak sekitar.
Sudah tercatat sejak Agustus tahun 2017, Pemprov DKI Jakarta telah memulai pembangunan waduk tersebut, memasuki tahun kelima waduk tersebut belum kunjung usai. Hal ini membuat penduduk sekitar resah.
Salah seorang warga, Indah Maulida yang tinggal di Jalan Palagan, Ciganjur Jakarta selatan, Â mengungkapkan proyek ini sudah hampir lima tahun dan belum ada hasil. Ia menduga sebab dari keterlambatan waduk ini karena ada lahan yang belum dilunaskan[1] .
"Menurut saya sebagai warga sekitar  hal ini karena kendala dari penduduk setempat yang benar benar deket sama waduk dengan Pemda terkait pembebasan. Karena yang kena gusur kan pasti minta bayaran, itu juga jadi pertimbangan dari Pemda-nya sendiri soalnya tanah yang harus dibebasin buat perluasan waduk itu kan tidak sedikit. Udah gitu pergantian pemerintahan juga mungkin ya kurang koordinasi jadi kegiatan pembuatan waduk itu ngaret," kata Indah warga sekitar yang hampir terkena penggusuran untuk proyek waduk ini, pada Kamis (02/06/2022).
Menurut Indah warga sekitar sebenarnya sangat mendukung pembangunan proyek waduk Ciganjur ini tetapi warga  kecewa karena kurangnya komunikasi dari pihak pemerintah perihal nominal harga ganti rugi rumah. Bu Indah dan Pak Suprawito berharap masalah keterlambatan waduk ini cepat selesai dan lahan yang belum di lunas segera dilunaskan. "Kasihan warga yang bingung mencari tempat tinggal  tetapi pembayaran ganti rugi rumahnya belum lunas," lanjut Indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H