Mohon tunggu...
Ineu Rahmawati
Ineu Rahmawati Mohon Tunggu... -

Saya Ineu Rahmawati, biasa dipanggil Ineu. Saya hanya seorang wanita biasa yang ingin mngubah hidup saya menjadi luar biasa. Saya berambisi dan seorang pemimpi. Impian yang saya inginkan harus saya kejar hingga saya lelah dan tersenyum ketika mendapatkannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berikan Bangkumu Untukku

11 Mei 2014   04:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:38 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak kerja di daerah Jakarta, saya setiap harinya harus PP (Pulang Pergi) Sunter-Cibinong. Banyak orang yang memberi saran untuk ngekos, tapi saya masih memikirkan orang tua saya yang sekarang sering sakit-sakitan. Jadi, saya harus bertahan setiap harinya menempuh perjalanan hampir 4-5 jam dalam bus (PP).

Awal kerja saya masih meraba-raba jam berapa saya harus berangkat dan saya harus naik apa supaya tepat waktu sampai kantor. Adakalanya saya duduk (kalau berangkat subuh) namun tak jarang pula saya berdiri selama pergi atau pulang kantor. Kalau saya naik bus Tj.Priuk-Cibinong bisa dipastikan saya bisa duduk tapi bus ini jarang sekali beroperasi jam 5 atau 05.30 pagi hari. Alhasil saya harus cari alternatif lain, yaitu naik bus Pulogadung-Cibinong atau naik APTB sampai UKI lalu dilanjut naik Busway sampai Sunter. Naasnya jika saya terpaksa naik bus alternatif saya jarang sekali dapet tempat duduk.

Pernah suatu hari saya pulang dengan kaki bengkak karena berdiri 2,5 jam saat pulang kerja. Tak jarang saya berdiri hanya seorang wanita sendiri, sementara yang lain adalah pria. Tak jarang pula para pria duduk dan tertidur tanpa memperdulikan wanita (termasuk saya) berdiri di sampingnya. Agak miris memang ketika datang bulan datang dan saya harus berdiri dalam bus.

Akhir-akhir ini saya sering memasang muka melas demi mendapat tempat duduk atau lebih baik menunggu bus yang kosong datang. Minggu lalu, setelah saya 2 jam berdiri dalam bus saya mengalami sakit perut sebelah kanan. Saya mengira ini hanya karena kurang minum saja. Tapi keesokan harinya sakit di perut bawah sebelah kanan ini tak hilang juga. Saya memutuskan untuk tidak bekerja karena sakitnya masih terasa sesekali. Siangnya saya pergi berobat ke klinik, setelah mengeluhkan rasa sakit saya ke dokter dan dokter menyuruh saya test darah untuk memastikan penyakit yang saya rasakan. Hasilnya, saya menderita gejala usus buntu dan sekarang masih dalam tahap pengobatan.

Jumat (9/5) sepulangnya saya dari kantor selepas maghrib saya menunggu bus di depan gudang garam, dan sialnya saya harus berdiri di dalam bus. Saya hanya wanita sendiri yang berdiri, entah kenapa saya merasa sudah ga kuat lagi berdiri dan sedikit gelisah. Akhirnya, seorang pria yang dari tadi memperhatikan saya (hahah GR) memberikan tempat duduknya untuk saya. Alhamdulilah...

Pria sejati dan petugas tolong prioritaskan bangku transportasi umum (bus dan kereta) untuk wanita hamil, lansia, dan wanita seperti saya yang sedang sakit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun