Mohon tunggu...
inesya sisca
inesya sisca Mohon Tunggu... -

Lebih baik pulang nama dari pada gagal dalam tugas

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Duet Maut Samad dan Sutarman Hentikan Langkah BG

14 Januari 2015   23:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:08 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: google.co.id

[caption id="" align="aligncenter" width="257" caption="sumber: google.co.id"][/caption] Calon tunggal Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapori) yaitu Komjen Budi Gunawan (BG), tiba-tiba saja kemarin ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK. BG dijadikan tersangka oleh Komisi yang dipimpin oleh Abraham Samad itu dengan dugaan gratifikasi, dan KPK mengaku sudah punya dua alat bukti. Langkah BG untuk menjadi Tri Brata 1 sesungguhnya hanya tinggal sedikit lagi. Beberapa pihak di DPR sudah mengeluarkan pernyataan bahwa hampir mustahil BG ditolak menjadi Kapolri dilihat dari rekomendasi Presiden mengenai calon Kapolri dan Panglima TNI beberapa waktu kebelakang, juga melihat rekam jejak gemilang yang dimiliki oleh BG. Presiden Jokowi nampaknya ingin mempercepat pergantian Kapolri. Sutarman, Kapolri pilihan SBY, akan pensiun pada akhir tahun ini sebenarnya telah mengantongi nama terlebih dahulu sebagai persiapan untuk rekomendasi pengganti dirinya. Namun belum sampai akhir menjabat, Sutarman sudah ingin diganti. Dibalik itu, Sutarman ternyata turut mendukung pencalonan BG sebagai Kapolri. Langkah mulus yang sudah didepan mata untuk BG nampaknya menjadi sangat rumit. Dengan dijadikannya BG sebagai tersangka, tentu hal ini nampak hampir mustahil untuk BG menjadi Kapolri. Banyak pihak mempertanyakan keputusan KPK yang mendadak ini. Banyak juga pihak yang menganggap ini adalah tekanan politik. Sebenarnya ada apa? Dimulai dari Sutarman yang akan dicopot jabatannya oleh Presiden. Perjalanan Sutarman menuju ‘Kursi Trunojoyo-1’ amat sangat kental akan kesan politisasi. Salah satu dugaan tersebut adalah untuk mengamankan posisi SBY, kroni-kroninya, beserta ‘anak-anaknya’ baik di internal Partai Demokrat maupun di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, dari berbagai jeratan hukum yang tengah menanti. Dan dan ada kepentingan SBY untuk menjaga kepentingannya pada waktu Pemilu 2014. BG yang pernah menjadi ajudan Megawati dan juga dekat dengan PDIP yang menjadi pemenang pada pemilu yang lalu. Selama masa pemerintahan SBY, karier jelas sangat BG terhambat. Dari pencoretan nama BG sebagai calon irwasum sehari sebelum pemilihan sampai pencoretan nama nya dari calon Kepala BNN. Sudah menjadi rahasia umum bahwa SBY berseberangan dengan megawati dan di masa pemerintahannya SBY secara sistematis menutup semua jalur politik yang memungkinkan pengaruh Megawati di semua lini. Ketika PDI P menang dalam pemilu, sudah ada tanda2 bahwa BG akan diajukan sebagai calon kapolri. Ini tentunya menjadi kecemasan bagi pihak SBY dan Partai Demokrat karena besar kemungkinan BG akan balik membuka semua pelanggaran2 pidana yang dilakukan SBY, keluarga dan afiliasi nya sebagai pembalasan atas pencekalan kariernya. Selama ini BG selalu dikaitkan dengan kasus rekening gendut perwira polisi. Setelah kasus ini meledak di media, pihak mabes polri kemudian menindaklanjuti dengan mengadakan penyelidikan internal yang kemudian mengeluarkan surat yang ditandatangani oleh Arief Sulistyanto yang menyimpulkan bahwa transaksi tersebut wajar. Namun pada kali ini, BG dijadikan tersangka bukan dari kasus yang selama ini melekat kepadanya. Sekitar 7 sampai 8 bulan yang lalu, Abraham Samad pernah menyatakan di depan beberapa wartawan bahwa BG tidak pantas menjadi Kapolri dan yang pantas Kapolri adalah Suhardi Alius. Dari hasil penelusuran ternyata mertua dari Abraham Samad berdomisili di Bandung dan sangat dekat dengan Suhardi Alius di masa Suhardi Alius menjadi Kapolda Jabar. Keputusan KPK tiba2 menjadikan BG sebagai tersangka memang cukup mengejutkan banyak pihak. Besar kemungkinan dibalik putusan dijadikannya tersangka BG ada nama Sutarman dan Samad yang menjadi duet maut. Duet maut ini telah berhasil bermain untuk menggagalkan BG menjadi Kapolri. Apakah dibalik ini juga ada Demokrat yang tidak menginginkan BG menjadi Kapolri? Karena dari seluruh fraksi di DPR hanya Demokrat yang secara tegas masih menentang pencalonan BG.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun