Pandemi covid-19 masih berlangsung hingga kini. Tidak ada yang mengetahui kapan selesai. Walaupun kasus sudah melandai dan vaksinasi terus digalakkan. Perekonomian sudah menggeliat karena masyarakat mulai beraktivitas dan bekerja. Sayangnya, pelonggaran untuk kembali bekerja agar perekonomian dapat meningkat  tidak serta merta meningkatkan kesadaran semua pihak untuk tetap taat protokol. Misalnya, serampangan dalam menggunakan masker, rindu berkumpul hingga tidak lagi peduli jarak. Padahal, kelalaian mematuhi protokol kesehatan dapat berakibat panjang dan merugikan banyak pihak. Lalu, jika kasus naik lagi atau terjadi gelombang ketiga salah siapa? karena pemerintah dan para tenaga kesehatan sudah memberikan edukasi berulang tentang bahaya covid dan cara menghindari penularannya. Semua upaya yang kita jalankan selama ini untuk memutuskan rantai penularan covid akan sia-sia jika kita  lalai dan abai berkontribusi mematuhi protokol kesehatan.
Lamanya pandemi  tidak menjadi alasan kita  melonggarkan ketaatan karena penularan covid dapat terjadi dengan cepat saat seseorang terinfeksi. Jangan remehkan dampak covid sampai merasakannya sendiri. Jika sudah terjadi, menyesal pun tidak ada guna. Kesembuhan akan tergantung pada sistem daya tahan tubuh masing-masing. Jika Anda kuat mungkin bisa segera sembuh. Tetapi, hal yang sama belum tentu terjadi pada orang lain. Misalnya, keluarga atau sahabat yang juga tertular karena  tergantung dari respon tubuh dan imunitas masing-masing.
Mari petik pelajaran positif dari pandemi ini, yaitu kita jadi mampu memimpin diri kita sendiri dan  menjadi teladan bagi sekitar. Caranya, bersabarlah  jangan terus mengeluh, jika tidak perlu keluar lakukan aktivitas di rumah saja, jika harus beraktivitas di luar rumah maka taatilah protokol kesehatan. Jika belum divaksin segera beri diri Anda untuk mendapat vaksinasi covid-19. Jangan menyebar cerita atau informasi hoax soal covid maupun vaksin karena akan menimbulkan keresehan. Jangan lupa juga gunakan media sosial denngan memosting foto Anda tidak berkerumun dan menggunakan masker dengan benar agar orang lain yang melihatnya terinspirasi untuk melakukan hal yang sama.
Masyarakat membutuhkan sosok yang dapat diteladani. Menjadi teladan soal patuh pada protokol kesehatan tidak harus publik figur. Kita pun dapat menjadi inspirasi bagi orang lain. Caranya,  manfaatkan masa pandemi untuk melatih diri menjadi pemimpin dengan mengikuti saran di atas maka Anda sudah  menginspirasi keluarga, sahabat, dan tetangga bahkan follower di media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H