Mohon tunggu...
INE ERNA ANDRIANA
INE ERNA ANDRIANA Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hallo Semuanya Selamat Datang, Terima Kasih Telah Bergabung profil Kami

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Wujud Pengajaran yang Berpihak pada Anak

23 Februari 2022   19:21 Diperbarui: 23 Februari 2022   19:42 2148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep pembelajaran berdiferensiasi sejatinya merupakan pengejawantahan pembelajaran yang berpihak pada anak. Tiap anak memiliki perbedaan dengan anak lainnya. Guru berupaya mengakomodasi diferensiasi tersebut dalam pembelajaran melalui pembelajaran yang mengutamakan kebutuhan anak dan tujuan pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar (Tomlinson:2000). Langkah yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid adalah dengan memetakan kondisi murid sebagai prasyarat, baik kesiapan belajar, minat, dan profil belajar. Ada tiga strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran deferensiasi yaitu: konten, proses, dan produk.

Diferensiasi konten. Diferensiasi konten merupakan strategi pembelajaran yang memberikan konsep atau materi baru dimulai dengan mengukur tingkat kesiapan belajar murid. Kemudian guru menyiapkan apa yang diajarkan kepada murid, bahan ajar yang syarat akan ide, tantangan, pertanyaan pemandu untuk mengembangkan ide murid terhadap suatu materi. Guru harus memastikan bahwa muridnya bisa mengakses materi dengan gaya belajar mereka. Kemudian guru memfasilitasi KBM, berdasarkan minat anak untuk memberikan konsep baru. Guru menyesuaikan dengan profil belajar dan gaya belajar murid, baik visual, auditori, maupun kinestetik.

Diferensiasi proses. Diferensiasi proses berfokus pada bagaimana murid memahami/memaknai apa informasi yang akan dipelajari. Guru menyiapkan cara atau proses bervariasi untuk mengakomodasi perbedaan minat dan kebutuhan. Guru harus memperhatikan skenario pembelajaran yang akan dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar muridnya. Proses belajar secara mandiri atau berkelompok, bantuan apa yang akan diberikan oleh guru, siapa saja yang akan dibantu. Sisipkan pertanyaan pemandu, guru harus dapat mengembangkan kegiatan yang bervariasi dan melakukan pengelompokkan yang fleksibel yang disesuaikan dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.

Diferensiasi produk. Diferensiasi Produk merupakan hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Produk karya murid harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Tak kalah pentingnya adalah lingkungan belajar. Karena setiap anak memiliki perbedaan kemampuan, tidak semua anak mampu memahami bahasa dan sastra Indonesia. Untuk itu di awal semester melalui google form saya menjelajahi siswa tentang bakat dan minat antara Bahasa dan Sastra Indonesia. Dari jawaban form anak dipilah dikumpulkan sesuai bakat dan minatnya untuk menentukan penerapan pembelajaran berdeferensiasi di SMPN 1 Sendang. Saya berupaya untuk mempraktikkan di kelas dan sekolah saya.

Saya sudah berupaya memetakan potensi murid dengan memenuhi kebutuhan belajar dengan membentuk lingkungan belajar yang baik. Setelah saya mengetahui pembelajaran berdifernsiasi, saya merasa tertantang untuk menjadi guru yang mampu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Perubahan yang akan saya lakukan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah memetakan kondisi murid (kesiapan belajar, minat, dan profil belajar) agar kebutuhannya terpenuhi; memilih strategi pembelajaran berdiferensiasi (konten, proses, produk) yang tepat; membentuk lingkungan belajar yang baik dalam komunitas belajar; memberikan keadilan dalam pembelajaran; dan berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Tak ada gading yang tak retak, tantangan tentunya bagaikan gelombang yang menghadang siap untuk menenggelamkan bahtera minoritas. Semangatlah yang membuat saya tetap maju menjadi guru penggerak.


Relasi antara materi pembelajaran berdiferensiasi dengan nilai dan peran saya sebagai guru penggerak serta filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) sangat terkait dan relevan. Guru menuntun anak sesuai kodrat alam dan zamannya. Tiap anak di kelas yang sama belum tentu memiliki kodrat alam yang sama pula. Mereka yang berada di kelas yang sama memiliki perbedaan usia, kepribadian, kultur, bahasa, sosial ekonomi, dan lainnya. Pembelajaran pada kelas yang beragam unsur perbedaan tersebut tentunya dengan tidak menyamaratakan kebutuhan belajar mereka. Perlu adanya strategi pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam tersebut, yaitu dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun