Mohon tunggu...
Indzi Safira Jannah
Indzi Safira Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya mahasiswa dari universitas muhammadiyah malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tari Terbang Bandung Pasuruan sebagai Upaya Penanaman Karakter pada Anak Sekolah Dasar

27 Mei 2024   12:06 Diperbarui: 27 Mei 2024   13:02 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dosen Pengampu : Ima Wahyu Putri Utami, S.Pd., M.Pd

Penulis: Indzi Safira Jannah(056) Dan Sokhifatul Muniro(058)

Pada tahun 1980-an, Alm. Harjoto Tojib menciptakan tari "terbang bandung" yang ter-inspirasi dari Teater Tradisional Terbang Bandung yang struktur penyajiannya terdiri dari rudatan, sayidian, dan bedayan. Kesenian Terbang Bandung ini bergenre musik dan tari tradisional yang berasal dan berkembang di Kota Pasuruan di Provinsi Jawa Timur. Instrumen Tari  Terbang Bandung adalah musik tradisional yang bernafaskan Islam melalui penggunaan instrumen percussion seperti Terbang, Rebana, Kendang, Jidor, dan Vocal. Istilah "Terbang Bandung" terdiri dari dua kata: Terbang dan Bandung. Terbang adalah instrumen musik percussion yang terbuat dari string kayu dengan rongga di bagian atas tengah, salah satu sisinya ditutupi dengan kulit binatang (sapi atau kambing), sementara sisi lainnya dalam keadaan terbuka. Di sisi lain, kata "Bandung" berasal dari kata "tanding," yang berarti "banding yang ditandingkan." Dari penjelasan diatas, Kesenian tari terbang bandung mempunyai arti suatu bentuk seni pertunjukan dengan menggunakan insterumen musik terbang yang ditandingkan.

Terdapat sebuah pergeseran fungsi penyajian Tari Terbang Bandung dari hiburan dan dakwah menjadi hiburan dan pendidikan. Para seniman menyadari bahwa masyarakat juga membutuhkan pendidikan seni demi kelestarian Tari Terbang Bandung sebagai kesenian tradisional Kota Pasuruan. Faktor internal yang mempengaruhi pergeseran ini adalah inisiatif seniman, sedangkan faktor eksternalnya adalah mulai berkurangnya minat masyarakat dan pemerintahan. Tari Terbang Bandung merupakan kesenian yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ketika masa penjajahan, kesenian tersebut digunakan sebagai salah satu strategi agar dapat berkumpul untuk melawan penjajah. Setelah penjajahan usai, Tari Terbang Bandung memiliki fungsi dakwah. Sedangkan mulai tahuan 2016, Tari Terbang Bandung berfungsi sebagi media hiburan dan pendidikan seni.

Tari Terbang Bandung mulai berfungsi sebagai media pendidikan sejak 2016. Parissca Indra Permana, seorang seniman dari Kota Pasuruan, berniat merekonstruksi Tari Terbang Bandung pada tahun 2016. Latar belakangnya adalah durasi sajian Tari Terbang Bandung yang lama antara 9-10 menit. Dia mencoba mengubahnya untuk memiliki berbagai fungsi, dan hasilnya adalah Tari Terbang Bandung yang berduraasi kurang lebih sekitar 6-7 menit. Hasil rekonstruksi ini digunakan secara efektif dalam pengajaran seni di SD dan SMP. Akibatnya, kompetisi Tari Terbang Bandung diadakan di tingkat SD hingga SMA sekota Pasuruan pada tahun 2010 dan 2019. Jumlah peserta lomba menunjukkan bahwa siswa menyambutnya dengan antusias. Menurut Koentjaraningrat (1990:227), internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi adalah tiga fase proses pembelajaran budaya masyarakat.

Tari ini memiliki struktur ragam pembuka, isi, dan penutup. Pembuka berisi tentang salam pembuka, isinya tentang pesan moral bahwa kita tidak boleh membanding-bandingkan, harus bersikap adil, dan selalu menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan, sedangkan bagian penutup adalah salam penutup sebagai gambaran bahwa orang zaman dulu mengutamakan kesopanan (saat kita datang dan pergi pun juga harus salam. Sementara itu, sebagai kesenian tradisional tari ini berfungsi sebagai siar agama Islam di Kota Pasuruan kerena ada syair-syair yang berbentuk pujian atau pojian dalam lagak masyarakat Pendalungan. Dimana Tari Terbang Bandung juga dapat menanamkan pendidikan karakter pada anak sekolah dasar yang bisa diambil dari makna-makna yang terkandung pada tarian ini. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun