Mohon tunggu...
Indriya 123
Indriya 123 Mohon Tunggu... Guru - Pelajar

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Minimnya Pemahaman tentang Pentingnya Pendidikan di Pedesaan

1 Desember 2022   10:11 Diperbarui: 1 Desember 2022   10:13 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbicara mengenai pendidikan tentunya bukan suatu hal yang baru. Sesuai dengan bunyi pembukaan undang-undang dasar 1945 bahwa pendidikan ialah segala bangsa yang artinya bahwa pendidikan berhak di dapatkan oleh setiap orang. Dalam menunjang pendidikan seperti yang dimaksud dalam undang-undang tersebut mendapatkan banyak tantangan dan halangan dalam mewujudkannya, baik disebabkan oleh masalah internal maupun eksternal.

Dari sebagian orang masih banyak yang beranggapan bahwa pendidikan itu tidak terlalu penting, apalagi bagi seorang perempuan. Masalah eksternalnya muncul dari orang tua yang kurang paham terhadap pendidikan sehingga mereka mengabaikan begitu saja pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Contohnya di pedesaan ketika disuruh untuk melanjutkan pendidikan, sebagian dari mereka banyak yang memilih untuk bertani daripada bersekolah, karena bagi mereka pendidikan ini hanya menghabiskan biaya dan tenaga. Hal ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi bahwa pendidikan bukan semata-mata soal menghabiskan biaya ataupun tenaga tetapi pendidikan akan dapat membawa kita ke suatu perubahan terhadap pemikiran maupun tingkah laku.

Masyarakat di desa tidak mengindahkan hal ini, namun justru sebagian dari mereka menentang adanya pemikiran yang mengatakan bahwa pendidikan itu penting. Ditambah lagi dengan banyak anak-anak usia dini yang lebih memilih untuk mengikuti orang tuanya bertani ke daerah-daerah lain di banding tinggal di kampung untuk bersekolah. Ini bukan semata-mata salah siswa itu sendiri, melainkan ini juga kurangnya pehamaman orang tua, bahwa anak tidak boleh di bawah ke sawah. Karena anak-anak ini harus bersekolah demi menunjang pehamaman dasarnya untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi kelak.

Selain permasalahan tersebut banyak juga ditemukan anak-anak di sekolah dasar yang sulit untuk menerima pelajaran di sekolah. Bukan karena mereka tidak bisa tapi juga terdapat kekeliruan dari cara mengajar gurunya yang belum sepenuhnya menguasai konsep media pembelajaran yang tepat bagi anak tersebut.

Anak-anak di pedesaan juga banyak yang tidak mau bersekolah karena dari sebagian anak ada yang merasa terbebani dengan tugas sekolah, sehingga timbul rasa malas. Contoh pernah terjadi di sekolah dasar yang ada di Desa soki, siswa ini jarang sekali mengikuti kegiatan pembelajaran, ketika suatu hari pihak sekolah mendatangi kediaman siswa tersebut, ketika di tanya hal apa yang menyebabkan sehingga dia tidak mau ke sekolah untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa ini menjawab"saya tidak pernah ke sekolah, karena saya tidak bisa mengerti terhadap materi-materi yang dijelaskan, sedangkan teman-teman saya bisa". Guru yang menangani siswa ini pun memberikan pehamaman dan semangat agar siswa tersebut mau bersekolah kembali.

Jika kita telaah dengan baik, permasalahan yang terjadi ini bukan hanya terjadi sekali tapi sering, apalagi di desa-desa. Sehingga diperlukan perhatian yang lebih serius agar permasalahan ini tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Diperlukan perhatian dan sosialisasi agar tujuan pemerataan pendidikan dapat terpenuhi sesuai dengan yang diinginkan oleh Kemendikbud. Selain itu juga fasilitas harus di berikan kepada siswa yang kurang mampu agar mereka lebih bersemangat untuk melanjutkan sekolah, karena di pedesaan banyak anak-anak yang terhenti pendidikannya karena masalah ekonomi. Orang tua/wali murid tidak mampu untuk membeli seragam dan kelengkapan belajar lainnya karena tidak memiliki biaya.

Anak-anak di desa banyak yang hanya tinggal dengan neneknya. Nenek inipun juga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri susah apalagi untuk memenuhi biaya pendidikan cucuknya. Sehingga mau tidak mau cuck dari nenek inipun menghabiskan kegiatan sehari-harinya hanya bermain dan membantu neneknya untuk bekerja di rumah dan di sawah. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa harus mampu membawa perubahan seperti mengadakan kegiatan belajar yang lebih menarik disetiap sorenya.

Pendidikan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia apalagi di era modern seperti ini. Pemahaman pendidikan seharusnya ditingkatkan agar kita dapat bersaing dan agar tidak tertindas oleh perkembangan zaman. Oleh sebab itu seharusnya pemerintah mampu memberikan sebuah sosialisasi di pedesaan agar masyarakat atau anak-anak usia sekolah mau untuk bersekolah dan menempuh pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikan yang sesuai dengan umurnya. Hal ini mungkin suatu dobrakan yang diharapkan bisa mengubah pemikiran orang tua agar mau mengikuti program pemerintah untuk menyekolahkan anak-anaknya minimal 12 tahun. Karena jika mereka tidak mampu untuk bersekolah sampai perguruan tinggi setidaknya mereka pernah menempuh pendidikan di suatu lembaga pendidikan.

Anak-anak yang pernah menempuh pendidikan dengan yang tidak pernah menempuh pendidikan memiliki perbedaan yang sangat kontras. Dapat dilihat dari cara menghadapi suatu permasalahan, orang yang tidak pernah menempuh pendidikan mereka cenderung bersikap semena-mena dibandingkan dengan orang yang menempuh pendidikan. Orang yang pernah menempuh jenjang pendidikan mereka akan cenderung memikirkan solusi serta dampak dari suatu permasalahan tersebut. Meskipun demikian kita tidak boleh menyalahkan mereka sepenuhnya karena hal ini kembali lagi pada diri masing-masing individu. Kita tidak boleh menyamaratakan antara yang satu dengan yang lain karena dari setiap orang diberikan kemampuan dan jalan takdirnya masing-masing.

Semoga kita semua tetap terus mau belajar dan menempuh pendidikan. Tetap bersemangat dalam menjalankan suatu roda kehidupan agar mampu membawa perubahan untuk diri sendiri maupun untuk orang-orang disekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun