Mohon tunggu...
Indri Syailendra
Indri Syailendra Mohon Tunggu... -

Hanya engkau yang bisa mengambil ragaku, calon seorang istri...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aneh! Deklarasi Pencapresan Jokowi Tanpa Mega

15 Maret 2014   22:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="403" caption="sumber: kaskus.com"][/caption] Secara mengejutkan, Gubernur DKI Jakarta Jokowi mengaku diperintah Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi Capres 2014. Jokowi mendeklarasikan dirinya sendiri di  Jokowi juga di rumah Si Pitung, di Marunda Pulo, Cilincing, Jakarta Utara, usai melakukan blusukan di kawasan tersebut sekitar jam 14.45, Jumat (14/3). "Saya telah dapatkan mandat dari Ibu Megawati dan saya siap untuk melaksanakannya," kata Jokowi dihadapan para wartawan. Deklarasi pencapresan itu disampaikannya sendiri, tidak ada satupun petinggi partai PDIP apalagi Ketua Umum Megawati yang selayaknya menyatakan langsung pada publik. Mandat pencapresan tersebut hanya berupa surat yang ditulis tangan oleh Megawati. Peristiwa penting semacam ini harusnya menjadi momentum besar, namun deklarasi tunggal Jokowi itu justru terkesan janggal karena bukan Mega langsung yang mengumumkannya. Kalau memang keputusannya sendiri, seharusnya Mega dengan lantang bicara sendiri. Kenapa ini saya sebut janggal, karena beberapa waktu sebelum Jokowi mendeklarasikan dirinya sebagai Capres PDIP 2014, tersiar kabar di media massa bahwa Mega melarang kader ikut-ikutan berbicara soal pendeklarasian calon presiden dari partainya. "Ibu pesan kami bersabar, tidak boleh main dengan gendang yang ditabuh orang lain," kata Hendrawan, kader PDIP pada Rabu (12/03). Larangan menabuh gendang yang dimaksudkan Mega, kata Hendrawan, adalah larangan turut mewacanakan soal deklarasi calon presiden partai. Sesuai dengan kesepakatan Rapimnas, dia menyebutkan, PDIP bersepakat pengumuman capres sepenuhnya menjadi kewenangan Ketua Umum. Sampai berita tentang pencapresan Jokowi turun dan meramaikan kolom pemberitaan media massa, Megawati belum ada memberikan komentar. Berbagai dugaan tentang sikap Mega yang tidak mengumumkan pencapresan Jokowi ini pun bermunculan. Kalangan istana negara menuding Mega mendapat tekanan dari kalangan pengusaha yang menemuinya pada Kamis malam (13/03). Sehingga langsung menuliskan mandat tersebut dan diserahkan keesokan paginya. Namun ada juga kabar yang menyatakan bahwa pencapresan Jokowi ini adalah buntut perseteruan antara kedua anak Mega yaitu Puan Maharani dan Prananda. Seperti yang diketahui, didalam tubuh partai Banteng tersebut terdapat kubu - kubu; kubu Mega yang menyiapkan putra mahkota Prananda dan kubu Puan yang tidak sabar berada di pucuk pimpinan. Itu kenapa Puan menjadi komandan tempur Pilkada di Jawa Tengah. Sementara Prananda yang berada di Bali dalam Pilkada yang bersamaan tidak didukung penuh oleh tokoh - tokoh PDIP. Kenapa? Karena ini agenda besar puan bersama tokoh - tokoh PDIP yang diam-diam berambisi meregenerasi PDIP. Agenda Puan berikutnya adalah keinginannya mendampingi Jokowi. Seperti yang diketahui pula bahwa saat ini yang angkat bicara perihal pencapresan Jokowi itu Puan bukannya Mega. Dengan demikian, apa pun yang dikatakan oleh Puan, Jokowi harus menurut karena dia yang mengangkatnya sebagai Capres. Pertanyaan besar saat ini adalah kemana megawati? Kenapa agenda sebesar ini dia tidak muncul?? Hingga saat ini.. Ibu negara dikhianati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun