Mohon tunggu...
Singgih S
Singgih S Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Tani Kebun di Desa Cimayasari, Subang.

Omo Sanza Lettere Disini http/www.kompasiana.com/satejamur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kupas Tuntas! SOP Probiotik Tanaman Padi Hazton di Wilayah Banyumas Raya

24 Juni 2016   19:05 Diperbarui: 24 Juni 2016   19:20 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman Padi Umur 35 HST, di Desa Kedungpring, Kec. Sumpiuh. Kab. Banyumas. Sumber: UK3. KWp. BI. Pwt.

Purwokerto, Melanjutkan obrolan dengan Pak Djoko Juniwarto Kepala Unit Komunikasi dan Koordinator Kebijakan (UK3) KPw BI Purwokerto klik disini, pengagas tanam padi metode Hazton di wilayah Banyumas Raya mengutarakan lebih lanjjut keberhasilan tanam padi metode Hazton tidak lepas dari kedisiplinan para petani didalam penerapan Standard Operating Prosedur (SOP), termasuk pula pembukuan dan pencatatan aktivitas SOPnya yang baik dan benar, untuk itu pihaknya menempatkan satu orang pendamping yang setiap saat melakukan monitoring dilapangan. Saya pun diberi contoh foto hasil monitoring bulan Juni2016, tanaman padi metode Hazton dari berbagai wilayah di BanyumasRaya, di bawah ini.

TanamanPadi Umur 15 HST, di Desa Kradenan, Kec. Sumpiuh. Kab. Banyumas. Sumber: UK3. KWp. BI. Pwt
TanamanPadi Umur 15 HST, di Desa Kradenan, Kec. Sumpiuh. Kab. Banyumas. Sumber: UK3. KWp. BI. Pwt
Purwokerto,Melanjutkan obrolan dengan Pak Djoko Juniwarto Kepala Unit Komunikasidan Koordinator Kebijakan (UK3) KPw BI Purwokerto klik disini,pengagas tanam padi metode Hazton di wilayah Banyumas Rayamengutarakan lebih lanjjut keberhasilan tanam padi metode Haztontidak lepas dari kedisiplinan para petani didalam penerapan StandardOperating Prosedur (SOP), termasuk pula pembukuan dan pencatatanaktivitas SOPnya yang baik dan benar, untuk itu pihaknya menempatkansatu orang pendamping yang setiap saat melakukan monitoring dilapangan. Saya pun diberi contoh foto hasil monitoring bulan Juni2016, tanaman padi metode Hazton dari berbagai wilayah di BanyumasRaya, di bawah ini. Tanaman Padi Umur 35 HST, di Desa Kedungpring, Kec. Sumpiuh. Kab. Banyumas. Sumber: UK3. KWp. BI. Pwt. TanamanPadi Umur 35 HST, di Desa Kedungpring, Kec. Sumpiuh. Kab. Banyumas.Sumber: UK3. KWp. BI. Pwt. TanamanPadi Umur 15 HST, di Desa Kradenan, Kec. Sumpiuh. Kab. Banyumas. Sumber: UK3. KWp. BI. Pwt TanamanPadi Umur 30 HST, di Desa Semarang, Kab. Banjarnegara. Sumber: UK3.KWp. BI. Pwt
Purwokerto,Melanjutkan obrolan dengan Pak Djoko Juniwarto Kepala Unit Komunikasidan Koordinator Kebijakan (UK3) KPw BI Purwokerto klik disini,pengagas tanam padi metode Hazton di wilayah Banyumas Rayamengutarakan lebih lanjjut keberhasilan tanam padi metode Haztontidak lepas dari kedisiplinan para petani didalam penerapan StandardOperating Prosedur (SOP), termasuk pula pembukuan dan pencatatanaktivitas SOPnya yang baik dan benar, untuk itu pihaknya menempatkansatu orang pendamping yang setiap saat melakukan monitoring dilapangan. Saya pun diberi contoh foto hasil monitoring bulan Juni2016, tanaman padi metode Hazton dari berbagai wilayah di BanyumasRaya, di bawah ini. Tanaman Padi Umur 35 HST, di Desa Kedungpring, Kec. Sumpiuh. Kab. Banyumas. Sumber: UK3. KWp. BI. Pwt. TanamanPadi Umur 35 HST, di Desa Kedungpring, Kec. Sumpiuh. Kab. Banyumas.Sumber: UK3. KWp. BI. Pwt. TanamanPadi Umur 15 HST, di Desa Kradenan, Kec. Sumpiuh. Kab. Banyumas. Sumber: UK3. KWp. BI. Pwt TanamanPadi Umur 30 HST, di Desa Semarang, Kab. Banjarnegara. Sumber: UK3.KWp. BI. Pwt
TanamanPadi Umur 30 HST, di Desa Argasoka, Kab. Banjarnegara. Sumber: UK3.KWp. BI. Pwt.
TanamanPadi Umur 30 HST, di Desa Argasoka, Kab. Banjarnegara. Sumber: UK3.KWp. BI. Pwt.
TanamanPadi Umur 40 HST, di Desa Selandaka, Kec. Sumpiuh. Kab. Banyumas.Setelah terendam banjir tgl. 19-20 Juni 2016. Sumber: UK3. KWp. BI. Pwt
TanamanPadi Umur 40 HST, di Desa Selandaka, Kec. Sumpiuh. Kab. Banyumas.Setelah terendam banjir tgl. 19-20 Juni 2016. Sumber: UK3. KWp. BI. Pwt
Lebih lanjut ia mengutarakan, mengingat selama ini para petani didalamp engolahan lahan pertanian tidak menghitung dengan cermat misalnya tenaga diri si petani, anak atau istri, saudara, yang dilibatkan tidak dihitung sebagai beban biaya tenaga kerja. pun demikian dalam aplikasi perawatan tanaman padinya pada umumnya memakai ilmu titen / kira-kira alias tidak terjadwal baik dalampemakain pupuk maupun pemakaian obat kimia pengendali hama dan penyakitnya yang tidak terukur!. 

Menurut Djoko untuk sosialisasi tanam padi metode Hazton tidak mudah, perlutiga, lima kali pertemuan dengan kelompok tani dan dilakukan dalam dua-tiga bulan sebelum menerapkan dilapangan. 

Djoko pun membeberkan maksud diberlakukannya SOP yakni suatu cara untuk menghindari miskomunikasi, konflik dan permasalahan pada pelaksaantugas / pekerjaan pada suatu organisasi dan Intinya SOP mengatur bagaimana proses pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan,siapa bertanggung jawab, siapa yang memberi persetujuan dan kapandilakukan.

Masih menurut keterangannya SOP dibuat dan ditentukan sejak tahun 2012 olehpenemunya yakni Ir. H. Hazairin, MS dan Anton Komaruddin Sp.M.Si,sebagai pedoman mutlak yang harus dipatuhi dalam tanam padi metodeHazton. Tentu, ketentuan SOP telah melalui berbagai uji kelebihan dankekurangannya mula dari hulu hingga hilir dalam bertanam padi yangterukur dan tercatat hingga akhirnya ditentukan standard operatingprosedur (SOP) yang tepat guna meningkatkan produktivitas sawahkhususnya di wilayah Pontianak, Kalimantan Barat. 

Bagaimana dengan lahan sawah di wilayah Banyumas Raya? Ia pun menjelaskan telahmenyusun dan menentukan SOP yang sudah ditentukan penemunya, namunada sedikit penyesuaian dengan keadaan alam (kesuburan tanah,irigasi, hama, penyakit dan lainnya) dan klimatologi (curah hujan,angin, suhu udara dan lainnya) melalui pengamatan lapangan dan kajianilmiah dari hulu hingga hilir permasalahanya. Termasuk pula kajiandampak sosial, ekonomi dan budayanya. 

Lebihlanjut Ia menyampaikan salah satu temuan masalah dilapangan yaknibegitu miskinya unsur hara dan tingginya serangan hama danpenyakitnya, dikarenakan selama ini ketergantungan petani akan pupukdan insektisida kimia yang begitu tinggi. 

Temuanpermasalahan tersebut, ia atasi dengan merekomendasikan pemakaianProbiotik (Decroprimadan Bactoplus)guna untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mencegah hama danpenyakitnya yang telah terbukti dapat peningkatan produksi padi diberbagai tempat.  

Standard Operating Procedure Probiotik Khusus Tanaman Padi Dengan Methode Hazton. Sumber:UK3/KPwBI-Pwt
Standard Operating Procedure Probiotik Khusus Tanaman Padi Dengan Methode Hazton. Sumber:UK3/KPwBI-Pwt
Sayapun masih penasaran, bagaimana cara kerja Decoprima dan Bactoplus?Lagi-lagi saya dapat pencerahan dari Pak Djoko Juniwarto. Decoprimamerupakan teknologi hayati terbaru yang berfungsi sebagai dekomproseryang bersifat aerob artinya dapat melakukan pembusukan dengan adanyaoksigen bebas tanpa harus di tutup/tertutup disisi lain kandungannyajuga dapat  mencegah penyakit tular tanah sehingga bisa berfungsiuntuk sterilisasi tanah. 

Sedang Bactoplus adalah probiotik mengandung bakteri Endofit menguntungkandan juga berfungsi sebagai sistem kekebalan tanaman padi, masukmelalui jaringan lubang-lubang tanaman (sistemik) seperti stomata,lenti sel dan ujung2 perakaran. bekerjanya secara kompetitif akanmenekan keberadaan bakteri yang merugikan  dan bakteri pembawapenyakit. Mekanismenya meningkatkan ketahanan tanaman, hinggamenimbulkan ‘endo-resistensi’atau kekebalan tanaman. 

Kelebihan lainnya mampu meningkatkan pertumbuhan perakaran, pertumbuhan batanglebih kekar, jumlah anakan dan bertumbuhan daun lebih banyak sehinggadapat meningkatkan produksi dan dapat mengurangi pemakaian pupukkimia hingga 25%. Mampu pula meningkatkan imunitas padi serta efektifmengontrol penyakit hawar daun, bakeri/kresek/BLB (BacterialLeaf Blight) danmemiliki kandungan 100% pupuk hayati, dari kelebihan teknologi hayatiitulah yang menyokong pertumbuhan padi metode Hazton dan mengurangipengunaan pupuk kimia dan pestisida, pungkasnya. Jumat. 24/6/2016(SS).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun