Cimayarasi, Sabtu dini hari sekitar pukul 02.30 WIB waktu tidur sedang nyenyaknyenaknya antar sadar dan tidak aku mendengar gonggongan tiga asu kadang bersamaan kadang bersahutan di ikuti langkahlangkah kaki berlari dan tak tentu arahnya. nadanya terdengar tidak seperti biasanya dan tanpa jeda (13/7/2019). Â
Derap kaki berlari tak tentu arah yang menyadarkan aku bangun dari tempat tidur lalu membuka pintu kamar dan menyalakan lampu ruang tamu melangkah menuju pintu depan sembari terlintas dalam benak pikiranku ada pencuri sedang di kejarkejar asu, lantas membuka pintu rumah pelanpelan gagang pintu aku pegang eraterat, kaki pasang kudakuda menahan daun pintu, siapa tahu ada yang mendobrak dari luar lantas melongok ke kanan kiri, suara gonggongan terdengar jelas dari arah belakang rumah mengarah ke samping kanan rumah.Â
Rumah kebun yang aku huni dipinggir desa di kelilingi aneka buah-buahan dan jauh dari rumah penduduk. Bada Magrib suasana senyap hanya suara jangkrik dan kadang suara burung malam, terdengar. Di kebun aku pelihara tiga asu, dua jantan satu betina dan masingmasing punya nama panggilan Blendong, Roki dan Cipluk dan setiap waktu sesekali nyalak kadang ramairamai menyalak bila ada sesuatu namun tak begitu lama sepi. Mereka hampir satu tahun aku pelihara sedari dari kecil, gonggongan mereka aku hapal dari nadanya seperti gogongan ada orang, ular, bunglon atau binatang lainnya bedabeda.Â
Saat dini hari itu, aku menangkap nyalaknya tidak seperti biasanya ada nada kemarahan, tanpa pikir panjang aku berlari mencegat dari samping kanan depan dan benar aku bertatap muka dengan dua penampakan, sesaat kami saling tertegun dan kaget seketika mereka reflek lari yang satu ke arah kanan di kejar Blendong dan satunya balik badan. Roki dan Cipluk pun balik badan lantas lari sepertinya takut di tabrak kemudian menyalaknyalak, kacau balau.Â
Sesaat aku bingung mau mengejar yang mana? selintas aku melihat yang lari ke arah kanan melabung ke arah belakang rumah mengikuti yang satunya. Lantas  aku balik mencegat dari arah depan rumah, dan benar mereka terdiam di halaman depan rumah seketika aku teriakteriak panggilpanggil asuasu ku larang mereka mengejar dan menggonggong dengan telunjuk jari aku angkat dan gerak-gerakkan, mereka menurut dan menjauh sembari sesekali menggonggong, protes kali. Â
Sesaat aku dekati mereka pelanpelan sembari berpikir gimana caranya mereka lepas dan mendugaduga pintu kandang tidak di ikat dengan benar, lantas aku coba di giring ke arah kandangnya namun saat mereka bergerak asuasu mengejar dan menyalak ramairamai tak bisa dicegah, mereka kaget dan takut bukanya mengarah ke kandang satu lari ke kanan satunya lari ke kiri, kacau lagi. Â
Mereka kambingkambing penghuni baru tinggal di kebun satu bulan yang lalu dan dini hari lepas dari kadang, hampir dua jam menenangkan dan mengarahkan ke kandang kembali namun selalu gagal maka aku berinisiatif membuka pintu rumah lebarlebar dan mengarahkan mereka masuk, lalu di arahkan ke kamar mandi dan untuk sementara mereka aman. Aku keluar mengecek kandang pintu masih terikat aman, namun ada satu papan bambu yang terlepas dari dudukkanya penyebab mereka lepas (SS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H