Mohon tunggu...
Singgih S
Singgih S Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Tani Kebun di Desa Cimayasari, Subang.

Omo Sanza Lettere Disini http/www.kompasiana.com/satejamur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Dia Aksi Para Mahasiswa jadi Petani

7 Agustus 2016   01:09 Diperbarui: 7 Agustus 2016   10:55 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Pak Djoko ukur ubinisasi padi (dokpri)

Aksi Pak Djoko ukur ubinisasi padi (dokpri)
Aksi Pak Djoko ukur ubinisasi padi (dokpri)
Aksi Haris sedang menghitung isi bonggol tanaman guna hitung ubinisasi (dokpri)
Aksi Haris sedang menghitung isi bonggol tanaman guna hitung ubinisasi (dokpri)
Aksi Mahasiswa sedang membersihkan padi guna hitung ubinisasi
Aksi Mahasiswa sedang membersihkan padi guna hitung ubinisasi
Aksi mahasiswa sedang membersihkan gabah hasil ubinisasi
Aksi mahasiswa sedang membersihkan gabah hasil ubinisasi
Singkatnya dari perhitungan ubinisasi didapat : contoh 1. Katogeri jelek : 4,7 Kg; contoh 2, katogeri baik: 5.7 Kg, total 10,40 kg : 2 = 5.20 kg, sedang 1 Ha= 10.000 m2  di bagi 6,25 = 1.600 lalu dikalikan 5,20 = 8.320 Kg, maka dalam luasan 1 Ha diperkirakan  menghasilkan 8.320 Kg gabah kering panen (GKP) dengan kondisi terkena hama, cukup parah.

Aksi menimbang hasil ubinisasi (dokpri)
Aksi menimbang hasil ubinisasi (dokpri)
“Umum Pak, dengan kondisi normal (tidak terserang hama, penyakit dan roboh) paling tinggi dapat 6,5 Ton/HA, bila terkena paling 4,5 Ton/HA bahkan sering tidak panen” ujar Bastudin pemilik lahan, hal tersebut dibenarkan Pak Lurah dan H. Kasirudin, ketika saya menanyakan hasil GKP tanam padi konvensional yang selama ini dilakoninya. “Dengan hasil ubinisasi top, tentu musim tanam akan datang saya tanam lagi metode Hazton!” tegas Bastudin,

“Tanam metode Hazton salah satu kegiataan KKN yang sangat mengesankan dan pengalaman berharga dalam mengolah sawah, betapa tidak kami terjun langsung mulai dari mengolah sawah, tanam, merawat, hingga panen, tentu akan kami sebar luaskan di kampung halaman masing-masing, terimakasih Pak Djoko atas binaan dan bimbinganya” pungkas Kharis mewakili teman-teman mahasiswa lainnya.

Aksi mesin perontok milik warga (dokpri)
Aksi mesin perontok milik warga (dokpri)
Saat kami pamit undur diri pukul 11.30 WIB mesin perontok padi bergemuruh mengiring langkah kami melanjutkan monitoring tanaman padi metode Hazton ke desa Selandaka dan Krandegan, Sumpiuh, hingga tiba di rumah pukul 16.15 WIB, (SS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun