Perkembangan emosi atau kecerdasan emosi adalah suatu keterampilan dalam memahami, mengolah, dan mengekspresikan emosi secara sehat, positif, juga efektif. Keterampilan ini amatlah krusial bagi anak-anak karena anak-anak harus belajar bagaimana cara mengelola emosi sedari dini yang kedepannya akan membantu mereka di masa yang akan datang.
Perkembangan kecerdasan emosi pada anak SD merupakan salah satu isu yang cukup menarik untuk dianalisis oleh semua kalangan terkhusus bagi kami mahasiswa Prodi PGSD UPI Kampus Cibiru untuk mengamati perkembangan kecerdasan emosi pada anak sekolah dasar. Kami dari kelompok lima yang beranggotan Cantika, Fresa, Indri, dan Keysa yang akan melaksanakan pengamatan dan assesment mengenai perkembangan kecerdasan emosi pada anak SD untuk memenuhi projek mata kuliah Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar dengan metode Projek based learning (PJBL) dibimbing oleh ibu Triana Lestari S.Psi., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru dalam proses pengamatan, assement dan pembuatan media serta simulasi permainan yang sesuai dengan perkembangan kecerdasan emosi dengan teori yang telah didiskusikan sebelumnya. Â Â Â Â
Pada Maret 2023 kami melakukan pengamatan mengenai isu perkembangan emosi di SD Pamucatan 02 yang berlokasi di Nagreg, Kab. Bandung. Pengamatan yang kami lakukan berfokus pada siswa kelas 4 di SD tersebut. Kami melakukan pengamatan selama 2 minggu untuk menentukan media apa yang cocok untuk di implementasikan untuk melihat dan menstimulasi perkembangan kecerdasan emosi anak SD. Setelah melaksanakan pengamatan selama 2 minggu dengan jangka waktu 1 hari dalam 1 minggu, menyebabkan kami mengetahui metode apa yang cocok guna melihat perkembangan emosi pada anak SD. Metode yang cukup efektif digunakan adalah metode yang melibatkan aktivitas fisik dan dilaksanakan secara menyenangkan seperti melakukan permainan.
Media stimulasi yang cukup efektif pada anak yang kami amati adalah media yang melibatkan aktivitas fisik. Ketika sedang melakukan pengamatan, kami menemukan sedikit kendala untuk pembuatan dan pengembangan media yaitu masih sukarnya akses teknologi pada setiap anak yang menyebabkan kami cukup sukar dalam mengembangkan media stimulasi dengan melibatkan teknologi. Media stimulasi yang kami buat mengacu dari data pengamatan sebelumnya yang mencakup seluruh indikator perilaku yang telah kami buat dengan rujukan teori Daniel Goleman mengenai kecerdasan emosional dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari setiap anak tersebut.Â
Meskipun media stimulasi yang kami buat cukup sederhana, akan tetapi media stimulasi yang kami buat sudah mencakup semua indikator yang telah ditetapkan dan cukup efektif untuk mengukur kecerdasan emosi pada anak usia sekolah dasar. Hal ini dibuktikan dengan terpenuhinya skala penilaian yang kami dan skala tersebut menunjukan hasil yang positif pada setiap anak. Â Namun, kami memiliki rencana untuk terus mengembangkan media yang kami buat agar dapat melibatkan teknologi. Seperti memberikan video animasi yang mengandung pembelajaran emosi, misal anak diminta menonton video animasi seseorang yang sedang marah secara berlebihan. Setelah menonton video tersebut kemudian anak diminta menyentuh atau memilih kartu pada layar yang berisi penyebab dari emosi berlebihan tersebut. Lalu anak mampu menyebutkan cara menghindari penyebab dan dampak dari emosi yang berlebihan.
Semoga pengamatan dan pembuatan media yang kami laksanakan dapat bermanfaat dan dapat diimplementasi untuk membantu seluruh tenaga pendidik maupun orang tua agar dapat menstimulasi perkembangan kecerdasan emosi pada anak.
Penulis:Â
- Cantika Meyta U.
- Fresa Farhan M.
- Indri Salsabila.
- Keysa Shaumi P.A.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H