Angka pertumbuhan penduduk di Indonesia makin hari makin naik. Setiap tahun jumlah pelajar atau mahasiswa yang lulus juga bertambah. Hal ini berdampak kepada jumlah pencari kerja menjadi tidak terkendali sehingga angka pengangguran menjadi tinggi.
Membuka usaha menjadi opsi dalam memperkecil masalah pengangguran. Dengan membuka usaha selain untuk diri sendiri kita juga dapat membantu dalam membuat lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Jenis usaha tentu ada berbagai macam, jenis perusahaan yang terdapat pada umumnya ada tiga yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa bergerak pada usaha memberikan jasa, perusahaan dagang bergerak pada bidang perdagangan produk, dan perusahaan manufaktur bergerak pada bidang perdagangan bedanya dari perusahaan dagang, perusahaan manufaktur mendapatkan persediaan nya dengan cara mengolah barang barang mentah menjadi barang jadi atau melewati proses produksi. Dari ketiga jenis kita dapat memilih salah satu jenis usaha yang ingin dijalankan.
Beda perusahaan beda pula laporan keuangannya. Hal ini di pengaruhi oleh bidang usaha yang di operasikan. Perbedaan yang terjadi terlihat pada laporan keuangan lebih tepat nya pada laporan laba rugi.
Dalam laporan laba rugi perusahaan jasa tidak terdapat akun harga pokok penjualan maupun harga pokok produksi. Untuk mencari hasil laba rugi perusahaan jasa menghitung dengan cara pendapatan jasa langsung di kurangi beban-beban. Bisa disebut laporan laba rugi perusahaan jasa lebih simple dibanding dengan kedua jenis perusahaan lain.
Perusahaan dagang menggunakan akun harga pokok penjualan pada laporan laba rugi, cara menghitungnya juga dengan menambah persediaan awal dengan pembelian bersih setelah itu dikurangi persediaan akhir baru hasilnya harga pokok penjualan.
Tentu berbeda dari yang lain perusahaan manufaktur menggunakan harga pokok produksi dalam laporan laba rugi, cara menghitung nya pun lebih rumit pertama mencari total biaya bahan baku dengan menambah saldo bahan baku awal denganÂ
pembelian bahan baku setelah itu di kurangi saldo akhir bahan baku maka akan ketemu biaya bahan baku, menentukan biaya produksi dengan menambah biaya bahan baku dengan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik maka akan ketemu biaya produksi, setelah itu menentukan harga pokok produksi dengan menambah biaya produksi dengan persediaan barang dalam awal dikurangi persediaan barang dalam proses akhir maka akan ketemu harga pokok produksi, setelah itu menetukan harga pokok penjualan dengan menambah harga pokok produksi dengan persediaan barang jadi awal dikurangi persediaan barang jadi akhir.
Itu lah kiranya perbedaan yang dapat saya deskripsikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H