Mohon tunggu...
INDRI MUKTIASIH
INDRI MUKTIASIH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM 55522120016 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pajak Internasional dan Pemeriksaan Pajak - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 11-Pemeriksaan Pajak-Audit Invetigasi Umum dan Perpajakan, Transubstansi Metode 4:12 Kategori Transendental Kantian

14 Juni 2024   00:29 Diperbarui: 14 Juni 2024   00:37 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : PPT Prof. Apollo

Dalam dunia perpajakan dan audit, pendekatan tradisional biasanya mencakup analisis data keuangan, evaluasi sistem kontrol internal, serta penilaian kepatuhan terhadap peraturan dan regulasi perpajakan. Metode ini cukup efektif, namun seringkali kurang mampu mendeteksi bentuk-bentuk kecurangan yang lebih kompleks atau tersembunyi. Untuk meningkatkan efektivitas audit investigatif, pendekatan baru yang menggabungkan metode transendental Kantian dapat diterapkan.

Immanuel Kant (1724-1804) adalah seorang filsuf Jerman yang dianggap sebagai salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah filsafat Barat. Pemikirannya yang kompleks dan mendalam mencakup berbagai bidang, termasuk epistemologi (teori pengetahuan), etika, dan estetika. Filsafat Kant sering dibagi menjadi dua fase utama: fase pra-kritis dan fase kritis. Berikut adalah beberapa aspek utama dari kehidupan dan karya Kant:

  • Immanuel Kant lahir di Knigsberg, Prusia (sekarang Kaliningrad, Rusia), dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di kota tersebut. Dia dikenal sebagai seorang akademisi yang sangat teratur, dengan rutinitas sehari-hari yang ketat. Kant tidak pernah menikah dan menjalani hidup yang relatif tenang dan terisolasi, namun karyanya memiliki dampak yang luar biasa pada berbagai bidang filsafat.
  • Filsafat Kant mencakup beberapa karya utama yang memengaruhi berbagai bidang pemikiran:

a. Kritik atas Akal Murni (Critique of Pure Reason, 1781): Karya ini merupakan salah satu yang paling penting dalam filsafat modern. Di sini, Kant membahas bagaimana kita mengetahui sesuatu dan batas-batas pengetahuan manusia. Dia memperkenalkan konsep "a priori" (pengetahuan yang tidak tergantung pada pengalaman) dan "a posteriori" (pengetahuan yang tergantung pada pengalaman). Kant juga membedakan antara "fenomena" (hal-hal sebagaimana mereka muncul bagi kita) dan "noumena" (hal-hal sebagaimana mereka sebenarnya ada, yang tidak dapat kita ketahui secara langsung).

b. Kritik atas Akal Praktis (Critique of Practical Reason, 1788): Dalam karya ini, Kant membahas etika dan moralitas. Dia memperkenalkan konsep imperatif kategoris, yang merupakan prinsip moral universal yang berlaku tanpa syarat. Menurut Kant, tindakan hanya memiliki nilai moral jika didasarkan pada kewajiban dan niat baik, bukan pada konsekuensi atau hasil.

c. Kritik atas Daya Penghakiman (Critique of Judgment, 1790): Karya ini membahas estetika dan teleologi (studi tentang tujuan atau desain dalam alam). Kant menguraikan konsep tentang keindahan dan sublime, serta bagaimana penilaian estetis bekerja.

Prinsip-Prinsip Utama Filsafat Kantian

  • Transendentalisme: Kant berpendapat bahwa pengalaman kita tentang dunia dibentuk oleh struktur pikiran kita sendiri. Ini berarti bahwa kita tidak bisa mengetahui dunia "sebagaimana adanya" secara langsung, tetapi hanya sebagaimana yang tampak melalui filter mental kita.
  • Imperatif Kategoris: Prinsip ini adalah panduan moral universal yang menurut Kant harus diikuti tanpa pengecualian. Salah satu rumusannya yang terkenal adalah "Bertindaklah hanya menurut maksima yang mana Anda dapat, pada saat yang sama, menghendaki bahwa ia menjadi hukum universal."
  • Otonomi Moral: Kant menekankan pentingnya kebebasan dan otonomi dalam pengambilan keputusan moral. Menurutnya, manusia harus bertindak sesuai dengan hukum moral yang mereka berikan kepada diri mereka sendiri, bukan karena tekanan eksternal.

Pengaruh Kantian

Pengaruh Kant meluas ke berbagai disiplin ilmu dan terus menjadi subjek studi intensif. Filsafatnya memengaruhi filsuf-filsuf besar lainnya seperti Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Karl Marx, Friedrich Nietzsche, dan banyak lagi. Pemikirannya tentang epistemologi, etika, dan estetika telah membentuk landasan bagi banyak teori modern dan terus menjadi relevan dalam diskusi filosofis kontemporer.

Dalam konteks audit investigasi, prinsip-prinsip Kantian dapat diterapkan untuk mengembangkan metode yang lebih sistematis dan mendalam dalam menganalisis data dan menemukan temuan yang relevan, seperti yang dijelaskan sebelumnya tentang kategori 4:12 Kantian.

Pendekatan transendental Kantian didasarkan pada kategori-kategori pemikiran yang mendasar, yaitu Quantity, Quality, Relation, dan Modality. Masing-masing kategori ini dapat memberikan kerangka kerja yang sistematis untuk melakukan audit investigatif yang lebih mendalam dan bermakna.

Kategori 4:12 Kantian dalam Audit Investigasi

Kategori 4:12 Kantian merujuk pada kerangka pemikiran filosofis yang dikembangkan oleh Immanuel Kant dalam bukunya "Critique of Pure Reason". Dalam konteks audit investigasi, kategori ini dapat diterapkan untuk memberikan struktur dan pendekatan sistematis dalam menganalisis data dan menemukan temuan yang relevan. Kategori 4:12 terdiri dari empat kategori utama, masing-masing dengan tiga subkategori, yaitu Quantity (Kuantitas), Quality (Kualitas), Relation (Relasi), dan Modality (Modalitas).

1. Quantity (Kuantitas)

Kategori kuantitas mengacu pada jumlah dan cakupan data yang dianalisis dalam audit. Dalam audit investigatif, kuantitas dibagi menjadi tiga subkategori: Universal, Particular, dan Singular.

  • Universal (Universal) : audit harus mencakup tinjauan menyeluruh terhadap semua transaksi dan aktivitas keuangan yang relevan. Ini berarti auditor harus mengumpulkan dan menganalisis data dari seluruh basis data wajib pajak untuk memastikan bahwa tidak ada aspek yang terlewatkan. Dengan menggunakan teknik data mining dan analisis big data, auditor dapat mengidentifikasi pola transaksi yang mencurigakan di seluruh dataset.
  • Particular (Partikular) : pada level partikular, auditor fokus pada area atau transaksi tertentu yang memiliki risiko tinggi. Misalnya, transaksi antar perusahaan dalam satu grup usaha yang mungkin digunakan untuk menghindari pajak. Ini memungkinkan auditor untuk menyelidiki area spesifik dengan lebih detail dan menemukan ketidakpatuhan yang mungkin tidak terlihat dalam analisis universal.
  • Singular (Singular) : audit singular melibatkan pemeriksaan mendalam terhadap satu transaksi atau entitas tertentu yang dianggap sangat mencurigakan. Contohnya, jika terdapat transaksi jual beli properti dengan nilai yang jauh di bawah atau di atas harga pasar, auditor akan melakukan analisis mendalam untuk memastikan apakah ada unsur kecurangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun