Mohon tunggu...
Indri Mairani
Indri Mairani Mohon Tunggu... Mahasiswa - NIM: 43223010163 | Program Studi: S1 Akuntansi | Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Universitas: Mercu Buana | Dosen: Prof.Dr.Apollo,M.Si.,AK.

Saya adalah seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan di Universitas Mercu Buana Jakarta. Hobi yang saya gemari adalah membaca buku fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

TB 2 - Kebatinan Mangkunegaran IV Pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

21 November 2024   12:43 Diperbarui: 21 November 2024   20:03 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 10 Dokpri TB 2 Anti Korupsi dan Etik UMB 

Dalam hal ini mebahas tentang empat macam Sembah. Barangsiapa dapat melakukan sembah ini akan memperoleh anugerah Tuhan. Pertama, Sembah raga adalah bentuk penghormatan kepada Tuhan melalui ibadah fisik, salah satunya dengan melaksanakan sholat lima waktu secara rutin. Kedua, Sembah cipta berfokus pada kemampuan untuk mengendalikan pikiran dan menciptakan keluhuran budi.

Ketiga, Sembah jiwa yang ditujukan kepada Yang Suksma yang hubungahnya dengan alam triloka. Yang dimaksud alam triloka yaitu: 1) Janaloka, yaitu yang berhubungan dengan perasaan; 2) Guruloka, yaitu yang berhubungan dengan angan-angan; 3) lndraloka, yaitu yang berhubungan dengan cipta. Keempat, Sembah rasa berasal dari inti rasa kehidupan, yang berakar pada kesadaran batin yang menekankan pentingnya menjaga rasa hati agar selalu sabar, tenang, dan waspada.

Gambar 4 Dokpri TB 2 Anti Korupsi dan Etik UMB 
Gambar 4 Dokpri TB 2 Anti Korupsi dan Etik UMB 

Adapun kualifikasi pemimpin dalam menguasai Raos Gesang:

  • Bisa Rumangsa, Ojo Rumangsa Bisa: Empati berarti kemampuan pemimpin untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan rakyat. Dengan empati, pemimpin dapat mengasah rasa kasih sayang karena turut merasakan situasi rakyat. Hal ini penting agar sudut pandang pemimpin selaras dengan rakyat, sehingga kebijakan yang diambil berpihak kepada mereka. Sebaliknya, sikap "rumangsa bisa" mencerminkan kurangnya empati, di mana seseorang merasa selalu benar, mengharuskan orang lain mengikuti pandangannya, meskipun sebenarnya tidak memiliki kemampuan yang cukup. Sikap ini juga mencakup keengganan untuk belajar.
  • Angrasa Wani: Keberanian adalah kunci, baik untuk memulai, belajar, salah, maupun berjuang. Tanpa keberanian, seseorang akan terjebak di zona nyaman dan tak bergerak maju. Bagi seorang pemimpin, keberanian adalah syarat mutlak. Tanpanya, kepemimpinan tidak akan membawa perubahan, dan yang dipimpin akan stagnan. Pemimpin harus berani berinovasi, membuat terobosan, dan menghadapi risiko demi kemajuan.
  • Angrasa Kleru: Berani mengakui kesalahan adalah tanda kemanusiaan. Wajar bagi manusia untuk berbuat salah, tetapi tidak manusiawi jika selalu merasa diri benar. Kesadaran dan pengakuan atas kesalahan membuka peluang untuk perbaikan. Tanpa itu, hidup akan stagnan karena tidak ada upaya pembenahan dari setiap kesalahan.
  • Bener tur pener : Pemimpin harus berpijak pada kebenaran dan keadilan yang relevan dengan situasi, ruang, waktu, dan konteksnya. Banyak orang merasa benar, tetapi kebenaran yang disampaikan tidak tepat dengan kondisi, seperti dalam perdebatan. Kebenaran yang tidak kontekstual justru dapat menimbulkan ketidakseimbangan.

Gambar 5 Dokpri TB 2 Anti Korupsi dan Etik UMB 
Gambar 5 Dokpri TB 2 Anti Korupsi dan Etik UMB 

Berikut kualifikasi pemimpin Jawa dalam stabilitas moral yang ditinjau berdasarkan agama yang menegakkan moral/akhlaknya:

  • Aja Kagetan : Pemimpin tidak boleh mudah terkejut atau heran, karena hal itu menunjukkan ketidaksiapan menghadapi kenyataan. Sikap seperti ini dapat mengaburkan kejernihan berpikir. Oleh karena itu, penting untuk memperluas wawasan dan pengetahuan agar mampu memahami berbagai kemungkinan. Dengan keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Tuhan, pemimpin harus menyikapi situasi dengan tenang dan bijak, tanpa perlu terkejut.
  • Aja Dumeh : Jangan Sombong, jangan mentang-mentang. Jangan mentang-mentang jadi pimpinan lalu menindas, jangan mentang-mentang jadi rakyat lalu tidak mau diatur, jangan mentang mentang kaya lalu boros, jangan mentang-mentang pintar lalu mintari yang lain.
  • Prasaja : Hidup Sederhana, sesuai kebutuhan dan secukupnya. Kadang disebut Bersahaja, tidak terlihat sengsara dan atau bermewah-mewah.
  • Manjing Ajur Ajer : Pemimpin harus mampu membaur dan menyatu dengan masyarakat, sesuai konsep ajur (hancur) dan ajer (cair). Pemimpin tidak boleh menjadi sosok elit yang jauh, sulit ditemui, atau dianggap terlalu istimewa untuk diajak berinteraksi. Sebaliknya, seorang pemimpin harus hadir di tengah rakyatnya, mendengarkan dan memahami mereka. Dengan menyatu, kehendak rakyat dan pemimpin dapat selaras, menciptakan hubungan yang lebih harmonis.

Gambar 5 Dokpri TB 2 Anti Korupsi dan Etik UMB 
Gambar 5 Dokpri TB 2 Anti Korupsi dan Etik UMB 

Berikut ini jalan kepemimpinan menurut Asta Brata yang diambil dari kisah Ramayana yang ditulis oleh Resi Walmiki:

  • Ambeging Lintang: Pemimpin harus mengikuti jalannya bintang, bintang adalah simbol pedoman atau petunjuk, maka pemimpin harus bisa menjadi teladan atau masyarakatnya.
  • Ambeging Surya: Pemimpin harus menempuh jalannya matahari, matahari adalah simbol keadilan dan kekuatan. Matahari memeberikan energi dan kekuatan tanpa memilih, sekaligus adil. Matahari tidak memilih siapa yang diberi cahaya dan siapa yang tidak. Kalau ada yang tidak kebagian cahaya mungkin dia menutupinya dengan sesuatu atau tertutupi sehingga cahanya tidak sampai. Seorang pemimpin harus menjalankan jalannya matahari adil dan memberi kekuatan.
  • Ambeging Rembulan: Pemimpin harus mengikuti jalannya rembuan, merupakan simbol penerangan dalam kegelapan. Pemimpin harus menerangi masyarakatnya, mencerahkan dan mencerdaskannya.
  • Ambeging Angin: Pemimpun harus memberi solusi dan kesejukan kepada rakyatnya. Sebagimana yang dilakukan angin. Angin selalu memberikan kesejukan disetiap hembusan dan selalu memberikan jalan keluar, angin itu lubang sedikit bisa keluar adalah simbol dari memberi solusi.
  • Ambeging Mendhung: Pemimpin harus berwibawa namun tidak menakutkan, nanti mendhung akan menjadi hujan dan memberi anugerah yang menyenangkan. Pemimpin harus berwibawa dan berwibawa tidak perlu menakutkan.
  • Ambeging Geni: Pemimpin mampu memberantas kejahatan, mampu menegakkan hukum, kalau salah dibasmi, kalau menyusahkan disingkirkan.
  • Ambeging Banyu/Samudro: Simbol dari keluasan, kesabaran, kesabaran, dan siap menampung segala hal. Pemimpin harus bisa momong semua rakyatnya, menampung berbagai permasalahan rakyatnya. Sebagaimana laut dia akan menjadi muara terakhirnya semua aliran air sungai-sungai dan dia siap menampung apapun yang datang dan hadir. Dia luas, tangguh dan sabar.
  • Ambeging Bumi: Pemimpin harus kuat dan tangguh meskipun diinjak injak, meskipun angakara murka diatasnya dia sanggup serta membalasnya dengan kesehjateraan kepada manusia diatasnya, juga sebagai simbol manusia diatasnya sebagai rakyat yang harus berada diatas. Karena diatas pemimpin adalah rakyat.

Gambar 7 Dokpri TB 2 Anti Korupsi dan Etik UMB 
Gambar 7 Dokpri TB 2 Anti Korupsi dan Etik UMB 

Adapun kategori-kategori pemimpin Jawa dalam tradisi filsafat Jawa, yaitu:

  • Nistha : Pemimpin yang hina, yang hanya memimpin dirinya sendiri, sama sekali mengabaikan tugas dan tanggujawabnya, hanya mementingkan dirinya, keluarga atah kelompok sendiri.
  • Madya : Pemimpin yang sebenarnya sudah amanah, dia sudah menjalankan tugas dan kewajibkan yang dia jalankan setelah itu dia menuntut haknya (gaji/imbalan). Kewajibkan dijalankan haknya juga dia tuntut, tidak masalah pemimpin seperti ini, namun dalam kategori jawa termasuk pemimpin yang cukup belum istimewa
  • Utama : Pemimpin yang menjalankan kewajiban dan apa yang harus dia jalankan, bahkan dia lebihkan. Bahkan rela berkorban demi kebahagiaan, kesehjateraan, kemakmuran tanpa menghitung hak-hak yang dia dapatkan. Ini termasuk dalam pemimpin unggulan, pemimpin yang istimewa dalam tradisi filsafat pemimpin jawa.

Gambar 8 Dokpri TB 2 Anti Korupsi dan Etik UMB 
Gambar 8 Dokpri TB 2 Anti Korupsi dan Etik UMB 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun