Pada pembelajaran modul 1 yang terakhir dengan subbab 1.4 Budaya Positif, saya membuat kegiatan diseminasi untuk menyebarkan Budaya Positif kepada teman-teman yang belum mengikuti Budaya Positif. Saya dalam kegiatan diseminasi mengajak teman-teman dari berbagai Sekolah yang berbeda, ada yang berasal dari Jawa Timur seperti Tuban, dari Jawa Tengah Purworeja, Rembang (SMA Lasem dan SMA Pamotan). Kegiatan diseminasi ini sebagai ruang untuk berbagi informasi dan sebagai ruang untuk berkolaborasi antar tenaga pendidik. Saya berharap ilmu yang saya dapatkan dalam pendidikan Calon Guru Penggerak dapat bermanfaat untuk memajukan pendidikan minimal di sekitar kita.
Dalam upaya mewujudkan sekolah sebagai tempat belajar yang tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga membangun karakter, diseminasi budaya positif menjadi langkah penting yang harus dilakukan. Saya dan rekan sejawat di sekolah telah bekerja sama dalam berbagai inisiatif untuk memastikan bahwa seluruh warga sekolah, terutama para siswa, dapat merasakan dampak nyata dari penerapan budaya positif.
Pada sesi diseminasi tersebut kami belajar banyak sekali materi budaya positif seperti:
- Disiplin positif,
- Motivasi perilaku manusia,
- Kebutuhan dasar,
- Posisi kontrol restitusi,
- keyakinan kelas,
- Segitiga restitusi,
Saya juga mencoba menerapkan budaya positif yang sudah dipelajari di tempat saya bekerja dan itu tidaklah mudah seperti kita membalikkan telapak tangan. Namun itu tidak menjadikan saya putus asa atau menyerah.
Meskipun manfaat budaya positif sangat jelas, implementasinya sering kali menghadapi tantangan, seperti resistensi terhadap perubahan, keterbatasan sumber daya, dan kurangnya partisipasi. Untuk mengatasi hal ini, penting bagi sekolah untuk mengembangkan strategi komunikasi yang efektif, memastikan adanya dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, dan menyediakan sumber daya yang memadai.
Diseminasi budaya positif di sekolah bukanlah tugas yang mudah, namun dengan komitmen dan kerja sama dari semua pihak, hal ini sangat mungkin untuk diwujudkan. Guru Penggerak memiliki peran strategis dalam memimpin perubahan ini, dengan memastikan bahwa setiap elemen di sekolah memahami, mendukung, dan aktif berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif. Melalui langkah-langkah yang terencana dan berkesinambungan, budaya positif dapat menjadi fondasi bagi terciptanya generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berbudi pekerti luhur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H