Bahasa Jawa adalah mata pelajaran yang jarang diminati oleh peserta didik. Hal ini disebabkan karena materinya seringkali dianggap sulit dipahami dan tidak penting untuk melanjutkan jenjang perkuliahan. Penggunaan undha usuk basa Jawa yang menyesuaikan tataran siapa yang diajak berbicara harus disesuaikan untuk menghormati lawan berbicara. Hal tersebut perlu menjadi perhatian khusus bagi guru Bahasa Jawa dalam mengembangkan proses pembelajaran yang menarik untuk peserta didik.
Minat belajar peserta didik memiliki peran penting dalam keberhasilan pembelajaran. Namun, seringkali peserta didik merasa bosan atau kehilangan minat saat belajar karena materi dan pendekatan yang digunakan kurang menarik. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk membangun minat peserta didik terlebih dahulu dalam mempelajari materi pelajaran khususnya Bahasa Jawa.
Pemanfaatan media yang menarik dan interaktif, seperti komik, membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan dapat menarik minat peserta didik untuk belajar. Komik memiliki kemampuan untuk menggambarkan pembelajaran bahasa Jawa secara visual, sehingga membantu peserta didik dalam memahami materi yang dianggap sulit dan jarang ditemui oleh peserta didik.Â
Dengan mengemas pembelajaran Bahasa Jawa dalam bentuk cerita yang menarik, peserta didik dapat terlibat emosional dan lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu, dengan menggabungkan teks dan gambar, komik dapat membantu peserta didik dalam menghubungkan antara materi Bahasa Jawa dan situasi keseharian yang dapat melestarikan budaya Jawa mereka melalui diskusi media komik pembelajaran.
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat komik pembelajaran Bahasa Jawa yang menarik adalah pastikan komik yang dibuat sederhana dan relevan dengan konsep yang diajarkan agar peserta didik dapat langsung menghubungkannya dengan pembelajaran Bahasa Jawa. Jangan lupa gunakan bahasa Jawa yang mudah dipahami. Komik harus menggunakan bahasa Jawa yang mudah dipahami oleh peserta didik, seperti bahasa keseharian peserta didik agar tidak menimbulkan kebingungan dalam pemahaman konsep bahasa Jawa. Buatlah komik dengan gaya  yang menarik dan interaktif, seperti dialog antar karakter atau aktivitas yang melibatkan peserta didik. Pilih gaya visual yang menarik dan mengundang minat peserta didik untuk membaca dan mempelajari komik tersebut.
Beberapa contoh penerapan media komik dalam pembelajaran Bahasa Jawa adalah pada materi serat wedhatama: menggambarkan pupuh yang ada didalamnya, piwulang saben pupuh, paugeran pupuh membantu peserta didik memahami serat wedhatama dengan lebih mudah. Guritan: menjelaskan jenis guritan modern, jenis purwakanthi, cara membaca guritan membantu peserta didik memahami guritan dengan lebih jelas dan mudah. Undha usuk basa: jenis unggah-ungguh, penjelasan penggunan ngoko, penjelasan penggunan krama membantu peserta didik memahami serat wedhatama dengan lebih mudah dan secara langsung melalui dialog.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H