"Aku juga udah nunggu bunda sejam lebih di halte, dari jam 7 malam aku menunggu bunda tetapi bunda tidak kunjung datang. Aku mengira bunda sudah pulang sendiri makanya aku langsung ke fotocopy karena mau mengeprint tugas." kata Nilam.
"Bohong terus, kamu kira ayah gampang dibodohi. Tidak usah alasan terus, jalan saja terus sana sama cowo, apa perlu ayah nikahin biar langsung punya suami saja kamu."kata ayah.
"Aku tidak jalan sama cowo yah, aku benar-benar mengerjakan tugas dan ini print tugas nya (sambil menunjukkan kertas tumpukkan)."
"Melawan orangtua terus kamu, jangan sampai ayah main tangan lagi ya ke kamu. Hapus nomor ayah dari hp kamu, tidak usah hubungi ayah lagi, ayah tidak perlu anak seperti kamu."
Nilam yang mendengar ayah nya berbicara seperti itu pun langsung masuk ke kamar, ia menangis dikamar. Mengapa orangtua nya tidak pernah mendengar alasan Nilam, padahal Nilam tidak berbohong. Semalaman ia bergadang untuk menyelesaikan tugasnya agar cepat selesai dan ia bisa istirahat.Â
Apa salah nya dia main sebentar kerumah temannya hanya untuk merefreshing diri sendiri, ia juga lelah seminggu di rumah di depan tumpukan tugas dan laptop, ia butuh hiburan di luar. Tetapi orangtua nya selalu menyuruh Nilam belajar dan belajar tanpa jeda. Mengapa orangtua nya seperti itu, selalu merasa benar tanpa tahu ada banyak beban di pundak dan hati nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H