Mohon tunggu...
Indri lutfiyah
Indri lutfiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA/FUF

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Massa, Corona Dijadikan Keuntungan bagi Media

10 Mei 2020   12:40 Diperbarui: 10 Mei 2020   12:43 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Corona sudah tidak asing didengar oleh berbagai kalangan masyarakat. Nama corona sudah menjadi terkenal bahkan menjadi trend nomer satu di seluruh belahan dunia. Corona ini merupakan suatu virus yang ditemui pertama kali di Wuhan China. Virus ini menyebabkan berbagai penyakit seperti flu, hingga penyakit yang lebih fatal. Hingga saat ini vaksin corona virus belum juga ditemukan.


Yang kita ketahui pandemi corona ini memiliki dampak dan pengaruh besar bagi seluruh dunia. Korbannya pun sudah mencapai puluhan ribu jiwa. Tak hanya itu dampak perekonomian dunia mulai bergoyang dan mengalami penurunan yang sangat drastis akibat pandemi ini. Perusahan-perusahan kecil pun mulai bangkrut dan tutup karena mereka tidak mendapatkan keuntungan. Banyak pekerja pun di PHK karena tidak bisa membayar gaji para karyawan sebab kerugian yang sangat besar. Tetapi percaya tidak, corona virus ini bisa dijadikan peluang bisnis bagi perusahaan-perusahaan tertentu? Tentu saja sangat bisa.


Siapa saja yang menjadikan peluang bisnis ini? Perusahan-perusahan apa yang mendapatkan keuntungan? Bagaimana perusahan-perusahan ini mendapatkan profit yang cukup tinggi? Nah, tentu ini dimanfaatkan dan menjadi peluang besar bagi para perusahaan media massa. Media massa ini, memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan baik politik maupun sosial. Sebelum membicarakan keuntungan yang didapatkan oleh media massa, terlebih dahulu melihat sejauh mana media massa memiliki pengaruh.


Media massa selalu memberikan informasi kepada para pembaca, pendengar, pemirsa selalu hal-hal yang menarik dan ter-update. Tentu saja, mengingat posisi peran media massa yang memberikan kontrol atau penekan-penekanan begitu sangat penting. Media massa tidak hanya menyajikan informasi melainkan menyajikan suatu peristiwa atau isu tertentu untuk ditayangkan. Media ini bukan hanya pengaruh bagi kehidupan politik melainkan sikap dan perilaku seseorang.  


Sama halnya dengan corona atau covid 19 ini media harus memberikan pengaruh positif dengan memakai masker, jaga jarak, stay at home, bukan setiap hari gaduh-gaduh soal corona. Media itu selalu melebihkan berita-berita tentang corona, menampilkan pemakaman korban covid 19,  melebih-lebihkan jumlah korban jenazah covid 19. Dilansir dari youtobe podcast Deddy Corbuzier bersama Dr. Tirta tidak ada satupun media yang menyoroti berita positif seperti berbagai relawan menyumbang 8 ton ke Papua untuk meningkatkan mental Papua. Memang benar tidak ada masalah dengan hal tersebut karena itu sifat media yang selalu menggobarkan berita-berita kontrovesial karena memang jualan media seperti itu!  


Apakah media menebarkan ketakutan? Iya sudah pasti. Kelemahan orang Indonesia itu menyukai berita kontrovesial dibandingkan berita positif. Tentu ini berpotensi mendatangkan keuntungan bagi para media. Media membuat berita yang ingin didengar banyak orang. Tentu para media pun jika menebarkan hal yang positif ratingnya pun rendah dan sulit untuk mendapatkan iklan dibandingkan menebarkan hal-hal yang kontrovesial. Dan kemungkinanya media itu gak bakal hidup karena tidak mendapatkan iklan. Media massa harus mencari solusi bagaimana menebarkan berita positif tapi mendapatkan iklan dan keuntungan.


Masyarakat pun harus lebih memilah-milah lagi berita yang ditangkap,tutup telinga, matikan televisi sebab jika ini dianalisis media lebih tertarik menyiarkan hal yang bau negatif agar mendapatkan traffic yang tinggi. Mereka tidak tahu dampak yang dirasakan oleh masyarakat perihal psikologis yang mereka miliki. Ketahuilah ketakutan yang dirasakan lebih jauh mematikan daripada covid 19.  


Lebih melek politik lagi dengan kondisi sekarang. Skema covid ini hanyalah bisnis untuk menjual rasa ketakutan yang berlebihan. Tentu kepanikan yang kita rasakan itu jelas contohnya orang yang tidak sakit mudah menjadi sakit dan beranggapan bahwa dirinya terkena corona virus. Dan rasa empati kita udah mulai memudar seperti ada orang meninggal selalu ditanyai “jangan jangan kena covid19.


Hanya cara terbaik untuk mencegah dan melindungi diri dengan menghindari kerumunan atau tempat yang terpapar virus tersebut, perbanyak cuci tangan menggunakan sabun sebelum atau sesudah melakukan aktivitas, gunakan handsanitizer jika berpergian atau susah menemukan air, hindari menyentuh wajah sebelum mencuci tangan, menggunakan masker jika ingin berpergian dari rumah dan terpenting tetap stay at home jika tidak ada keperluan mendesak agar memutus rantai penularan corona.


Semoga bermanfaat dan tetap ikuti anjuran pemerintah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun