Ibadah shaum Ramadhan mengajarkan kita memiliki sifat muraqabah, yaitu selalu merasa diawasi oleh Allah. Orang  yang  berpuasa  di  bulan Ramadhan  tidak  berani makan dan minum atau memperturutkan syahwatnya meski sedang berada di tempat yang sepi, tidak ada siapa-siapa kecuali dirinya. Kenapa demikian? Karena ia merasa diawasi oleh Allah.
Terkait dengan Muraqabah ini Allah berfirman :
"Dan  tidakkah  engkau  (Muhammad)  berada  dalam  suatu urusan, dan tidak membaca suatu ayat Al-Qur'an serta tidak pula  kamu  melakukan  suatu  pekerjaan,  melainkan  Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya." (QS. Yunus :61)
"Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa yang  ada  di  langit  dan  apa  yang  ada  di  bumi?  Tidak  ada pembicaraan  rahasia  antara tiga  orang,  melainkan  Dialah yang  keempatnya.  Dan  tidak  ada  lima  orang,  melainkan Dialah  yang  keenamnya.  Dan  tidak  ada  yang  kurang  dari itu  atau  lebih  banyak,  melainkan  Dia  pasti  ada  bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan  kepada  mereka pada  hari  Kiamat  apa yang  telah  mereka  kerjakan.  Sesungguhnya  Allah  Maha Mengetahui" (QS.Al-Mujaadilah: 7)
Muraqabah sangat penting dalam kehidupan setiap muslim. Muraqabah akan menjadikan kita senantiasa hati-hati dalam berbuat karena kita selalu merasabdiawasi oleh Allah dalam seluruh gerak langkah kita.
Seorang  muslim  yang  memiliki  sifat  muraqabah tidak  akan  berani  melanggar  perintah  Allah, meski  sedang menyendiri.  Sebaliknya  jika tidak  ada  sifat  muraqabah dalam  diri,  maka  kita  akan  serampangan  dalam  berbuat, tidak lagi memperdulikan halal dan haram, akibatnya akan terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan.
Muraqabah akan menghantarkan diri shaaimin dan shaaimat pada ketaqwaan. Karena salah satu ciri orang yang bertaqwa adalah berhati-hati dalam berbuat. Ketika  Ka'ab  bin  Malik  di-tanya  oleh  Umar  bin  Khatab tentang taqwa.
Beliau balas bertanya : "Apa  yang  akan  anda  lakukan  jika  berjalan  di  tempat yang penuh dengan onak dan duri?."
Umar  menjawab:  "Aku  akan  hati-hati  supaya  tidak menginjak duri tersebut"
Ka'ab berkata: "Itulah Taqwa"
Sudahkan shaum kita menjadikan  kita selalu merasa diawasi oleh Allah? Sudahkah shaum kita menjadikan kita selalu waspada?, sehingga kita tidak akan berani  menyimpang  selembar  benang-pun  dari  SyariatNya.
Semoga shaum kita tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga. Tapi juga bisa menjadikan kita orang yang bertaqwa. Yaitu  orang  yang  selalu  merasa  diawasi  oleh  Allah  SWT. Sehingga kita akan selalu berhati-hati dalam bertutur kata dan berbuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H