[caption id="" align="aligncenter" width="630" caption="Bunga Krokus"][/caption] Bunga Krokus Foto bunga yang mungil dan cantik diatas sering kita temui menghiasi Almanak Indonesia yang berisikan pemandangan alam di Eropa. Saat itu saya sendiri bertanya-tanya, mengapa tanaman tersebut hanya bunganya saja yang terlihat ? hm ... rahasia alam yang teramat cantik. Terus terang saya tidak tahu, apa nama bunga ini dalam bahasa Indonesianya, oleh karena itu saya sebut saja bunga Krokus sesuai dengan nama botaninya yaitu Crocus (Latin) dan masuk dalam keluarga Iridaceae.. Tumbuhnya bunga Krokus, pertanda musim semi tiba dan kira-kira ada 70 jenis bunga Krokus yang kita kenal. Adapun, bunga Krokus yang ingin saya uraikan disini adalah jenis bunga Krokus musim Semi (Crocus Vernus) yang berwarna Biru, Putih, Kuning dan Bergaris-garis. [caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Krokus Musim Semi"][/caption] Bunga Krokus tumbuh liar dimana-mana, tahan dengan suhu musim dingin dan berkembang-biak dengan melalui bawang dan serbuk bunga (memerlukan waktu lama dengan perantaraan serangga atau burung). Pagi ini, matahari bersinar cerah sekali dengan temperatur 10°C, dengan secangkir kopi ditangan saya ke kebun ... Oh Gusti, terima kasih ... Engkau telah mengirim tanda bahwa musim Semi telah tiba dengan Kau hadirkan bunga Krokus di kebunku. Ya, biasanya kecambah bunga Krokus sudah mulai bisa dilihat pada akhir bulan Januari.
Asal muasal bunga Krokus adalah dari negara-negara di Laut Tengah (Orient), Eropa dan Afrika Utara.
Di Eropa Tengah, bunga Krokus di kembang biakan di kebun-kebun khusus atau di pekarangan rumah.
[caption id="" align="aligncenter" width="444" caption="Crocus vernus (Dutch crocus)"][/caption]
Jenis Crocus vernus, Crocus aureus, Crocus candidus adalah jenis liar yang jarang kita dapati di pekarangan rumah.
Ada banyak cara pengembang-biakan bunga Krokus terutama yang masuk dalam jenis Krokus-Hybriden, jenis ini bisa kita lihat tumbuh menghiasi Taman-taman Kota atau Lapangan luas.
Pengembang-biakan dengan bawang, hendaknya ditanam pada musim Gugur (dimulai bulan September), caranya bawang Krokus ditanam, sedalam 6 cm. Tutup permukaan tanah dengan sedikit pasir atau daun-daun kering agar, air hujan atau salju tidak masuk kedalam tanah yang mengakibatkan bawang Krokus cepat membusuk.
Bunga Kuma-kuma (Safran)
[caption id="" align="aligncenter" width="671" caption="Crocus Sativus (Safran)"]
Salah satu jenis bunga Krokus yang sangat penting adalah Crocus sativus, dalam bahasa Indonesianya bunga Kuma-kuma atau Safran yang berbunga dari bulan Agustus sampai Oktober.
Safran kita kenal sebagai rempah-rempah yang sangat mahal karena untuk menghasilkan 1 (satu) kilo Safran kering diperlukan 80.000 - 150.000 bunga dari ladang seluas 1000 m2 – 2000 m2, proses panennya juga dilakukan secara manual dimana setiap pekerja hanya bisa memetik 60 – 80 gram per hari. Dan hanya berbunga sekali per tahun.
Safran itu sendiri dihasilkan dari stigma bunga Kuma-kuma (Crocus sativus) dimana setiap bunga memiliki 3 stigma.
Untuk Safran yang berkwalitas lebih rendah, diambil dari serbuk stigma yang berwarna kuning (stigma jantan) dan yang termahal dari serbuk stigma yang berwarna merah (stigma betina).
Jadi Safran merupakan rempah termahal didunia dari segi berat, dan merupakan tumbuhan yang berasal dari Asia Barat.
Rasa pahit dan bau yang menyengat (seperti bau Iodoform atau jerami) dari Safran merupakan hasil dari kandungan kimia Picrocrocin dan safranal.
Sejenis pewarna carotenoid, crocin, membuatkan safran menghasilkan warna kuning keemasan pada makanan dan tekstil. Selain itu, kelebihan lain dari safran adalah dipakai untuk tujuan perobatan.
[caption id="" align="aligncenter" width="505" caption="Stigma Safran"]
Asal – usul Safran
Krokus safran adalah bentuk tanaman triploid dan penyebarannya dimulai dari bagian timur Yunani (Crocus cartwrightÂianus) yang kemungkinan pertama kali tumbuh di Pulau Kreta.
Asumsi yang terkuat adalah berasal dari Asia Barat dan Tengah.
Sebagai tanaman triploid, bunga-bunga indah dan steril dimana penyebarannya tidak dengan biji melainkan dengan bawang/umbinya.
Untuk jangkauan penyebaran yang lebih jauh, memerlukan intervensi manusia. Namun demikian Safran sudah dikenal di Mesopotamia sejak 5000 tahun yang lalu melalui perjalanan perdagangan rempah-rempah dari Kreta ke sumeria.
Safran dibudidayakan di daerah Mediterania barat (Spanyol) dan di India utara (Kashmir). Spanyol dan Iran adalah produsen terbesar (80% dari produksi dunia). Produksi total tahunan sekitar 300 ton.
Namun, di iklim dingin Eropa Tengah dan Barat, Safran bisa di kultivasi.
Di Jerman, Swiss, Austria dan bahkan Inggris (Cornwall), Safran dikenal sejak abad ke-16, bukti yang bisa kita lihat adalah dari kota Saffron Walden di Essex (Inggris), dari desa kecil Swiss Mund di kanton Valais (sejak abad ke-18). Di sana, sekitar 1200 m di atas permukaan laut, setiap tahunnya menghasilkan beberapa kilogram stigma Safran dengan cara tradisi lama.
Safran asal India (Safran Kashmir) reputasinya sangat baik, tetapi dalam perdagangan dunia, tidak begitu berhasil dikarenakan perang saudara yang cukup lama.
Etimologi
Perkataan saffron berasal dari perkataan latin safranum yang dipetik dari perkataan lama Perancis, safran yang terdapat pada kurun ke-12. Perkataan latin safranum juga merupakan sumber kepada perkataan Itali zafferano dan Spanyol azafran. Safranum merupakan perkataan yang dipinjam dari Bahasa Parsi lama (za’feran) yang berasal dari perkataan Arab (za’faran), diilhamkan dari perkataan asfar yang berarti ‘kuning’.
Safran Palsu
Karena Safran harganya mahal (kira-kira 4 – 14 € pro gram) maka banyak ditemukan Safran yang tidak asli/murni yang telah dicampur dengan Kunyit.
Stigma Safran juga dipalsukan tetapi penampilan dan baunya bisa dibedakan dengan Safran yang asli
Kita bisa mendeteksi Safran palsu yaitu dengan menggunakan larutan Natron dicampur dengan bubuk Safran.
Jika warna cairan diatas berwarna kuning berarti asli dan bila cairan diatas keruh dan berwarna kemerah-merahan, berarti Safran tsb palsu.
Tes ini sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu oleh pedagang rempah-rempah.
Hal ini didasarkan pada sifat kimia yang berbeda dari zat warna yang terkandung dalam Safran dan Kunyit.
Safran Palsu (safflower) adalah nama untuk safflower (Carthamus tinctorius), yang sebelumnya digunakan untuk pewarna sutera.
Safran Palsu kalau dipakai sebagai bumbu, wanginya tidak tajam dan tidak ada rasa.
Cara membedakannya adalah: stigma safran yang asli panjangnya antara dua sampai tiga centimeter, menggulung seperti corong dan diatasnya berkumai.
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Safran bubuk dan stigma"][/caption]
Semoga bermanfaat dan Salam Kompasiana ...
Hofheim im Ried, 18 Pebruari 2011
Sumber : stockfood.de , wiehre-online.de, uni-graz.at, wiki.de, srgc.org.uk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H