[caption id="" align="aligncenter" width="510" caption="Menara TV (Fernsehturm) - Berlin"][/caption]
Perak kemilau, cantiknya sinarmu
berkilau lembut membelai wajahku
pandangan matamu, menusuk kalbu
senyum lembutmu, membebaskan bebanku
puas … dan percaya diri merasuk sukmaku
.
Pikiranku tenggelam dalam keabadianmu
dalam perputaran baru sinarmu
lahir kembali ... terasa olehku
daya tarikmu memaksaku tuk tinggal sesaat
menikmati malammu, nan cantik rupawan
.
Wahai Purnamaku,
kau beri harapan baru
tuk tak pernah lelah dan penat
menanti minggu menjadi bulan
.
Sisi gelapmu memberiku inspirasi
dan selalu ku kagumi
kini ku tak takut lagi karenanya
walau seperti neraka kata mereka
tetapi ku temukan cinta disana
.
Wahai Purnamaku
tuk memberi, sangat sulit bagiku
walau yang ku ambil lebih daripada itu
.
Adamu, ku rasa tak sendiri lagi
walau ku tak dapat menyentuhmu
ku tahu ... kau tak pernah menolakku
kau jauh tetapi selalu dekat ku rasa
.
dan ...
ku hanya bisa berkata:
”Aku mencintaimu”
Berlin, 14 Juli 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H