Mohon tunggu...
Indriati See
Indriati See Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

WNI bermukim di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Purnama di Atas Berlin

15 Juli 2011   03:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:39 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="510" caption="Menara TV (Fernsehturm) - Berlin"][/caption]

Perak kemilau, cantiknya sinarmu

berkilau lembut membelai wajahku

pandangan matamu, menusuk kalbu

senyum lembutmu, membebaskan bebanku

puas … dan percaya diri merasuk sukmaku

.

Pikiranku tenggelam dalam keabadianmu

dalam perputaran baru sinarmu

lahir kembali ... terasa olehku

daya tarikmu memaksaku tuk tinggal sesaat

menikmati malammu, nan cantik rupawan

.

Wahai Purnamaku,

kau beri harapan baru

tuk tak pernah lelah dan penat

menanti minggu menjadi bulan

.

Sisi gelapmu memberiku inspirasi

dan selalu ku kagumi

kini ku tak takut lagi karenanya

walau seperti neraka kata mereka

tetapi ku temukan cinta disana

.

Wahai Purnamaku

tuk memberi, sangat sulit bagiku

walau yang ku ambil lebih daripada itu

.

Adamu, ku rasa tak sendiri lagi

walau ku tak dapat menyentuhmu

ku tahu ... kau tak pernah menolakku

kau jauh tetapi selalu dekat ku rasa

.

dan ...

ku hanya bisa berkata:

”Aku mencintaimu”

Berlin, 14 Juli 2011

Musik

Image

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun