Mohon tunggu...
Indriati See
Indriati See Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

WNI bermukim di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengikuti Upacara Kemerdekaan RI ke-66 di KJRI Frankfurt

17 Agustus 2011   21:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:41 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_129974" align="alignnone" width="646" caption="Bersama Pasukan Pengibar Bendera"][/caption]

Keputusan yang saya ambil untuk menghadiri Upacara 17 Agustus di Konsulat RI Frankfurt sangat spontan, yaitu Kamis, 16 Agustus malam. Suami saya langsung setuju untuk menemani saya pergi ke Konsulat RI Frankfurt yang berjarak 70 Km dari kota tempat tinggal kami. Sebelum tidur saya melihat undangan terlebih dahulu di web.site Konsulat RI yang ditandatangi oleh Bapak Diddy H A.n. Konsul Jenderal sebagai Ketua Panhut Rl ke-66 dan ditujukan kepada seluruh Masyarakat Indonesia. Informasi yang saya dapat bahwa Upacara Pengibaran Bendera akan dimulai pada pukul 09.45, dilanjutkan dengan makan siang, ramah tamah, hiburan dan akan diakhiri dengan Upacara Penurunan Bendera pada pukul 16.00.

Jum’at pagi, setelah mengantar anak-anak ke sekolah dan mengurus urusan kantor yang tidak bisa ditunda, akhirnya kamipun bisa berangkat ke Frankfurt pada pukul 09.00.

Walaupun suami saya sudah berusaha mempercepat perjalanan kami, tetapi apa daya karena sirkulasi ke kota Frankfurt cukup padat, kami terlambat 10 menit. Sesampainya di depan Konsulat, kami tidak mendapat tempat untuk parkir, dengan terpaksa saya turun terlebih dahulu dan suami saya pergi mencari tempat kalau-kalau masih ada yang lowong dan aman untuk parkir. Aman disini berarti tidak kena denda kalau ada kontrol dari Polisi Lalu Lintas karena parkir sembarangan.

Di pintu masuk, para tamu disambut oleh dua orang pegawai Konsulat yang memohon kepada para tamu untuk mengisi Buku Tamu dan setelah itu kami mendapat secarik kertas yang berisi keseluruhan acara serta dua Kupon untuk Makan Siang (Lunch Box) dan Snack.

Setelah urusan protokol selesai, sayapun menempatkan diri paling belakang sambil menunggu suami kembali dari tempat parkir. Saat itu mengheningkan cipta sedang berlangsung dan dilanjutkan dengan panjatan Doa dan Syukur atas anugerah Kemerdekaan yang telah kita raih dan untuk semua saudara-saudara pahlawan yang telah gugur dalam perjuangan merebut kemerdekaan yang bisa kita nikmati sampai sekarang.

[caption id="attachment_126168" align="aligncenter" width="300" caption="Putri-putri Jerman yang mencintai kebudayaan Indonesia"][/caption]

Upacara Bendera berlangsung dengan sangat khidmat dan bagi saya pribadi cukup mengharukan. Mengapa ? karena suasana berada diantara sesama saudara setanah air ditambah dengan berkesempatan kembali berbicara bahasa ibu (Indonesia) dan tentunya menikmati santapan Indonesia hasil karya para ibu yang terlibat dalam Panitia Penyelenggara.

Sebelum makan siang, masyarakat Indonesia yang datang dari berbagai kota di Jerman seperti Dortmund, Heidelberg, Mannheim, Mainz dll diberi kesempatan untuk bergantian berfoto bersama Bapak dan Ibu Konsul. Setelah itu bagi para tamu yang tidak menjalankan Ibadah Puasa, dipersilahkan menuju Gedung Konsulat untuk makan siang. Kami menerima Lunch Box dengan menu nasi kuning ditambah dengan lauk-pauknya. Untuk cuci mulut, disediakan buah apel, kopi dan teh. Kesan saya pribadi sangat sederhana, karena memang sudah sewajarnya kita harus menghemat. Bukankah inti dari upacara Kemerdekaan ini adalah bersyukur akan apa yang telah kita capai selama 66 tahun dan mengenang kembali pengorbanan para pejuang ?

[caption id="attachment_126170" align="aligncenter" width="655" caption="Permainan musik Angklung oleh para Ibu"][/caption]

Tepat pada pukul 12.00, terdengar panggilan dari Panitia agar kami semua berkumpul untuk menyaksikan acara kesenian berupa tarian yang dibawakan oleh putri-putri Jerman yang sangat mencintai kebudayaan Indonesia, tak ketinggalan juga alunan musik angklung yang dibawakan oleh satu dari enam group angklung yang berada di Frankfurt.

Sambutan meriah dari para tamu terhadap acara yang disajikan, benar-benar positif. Nostalgia akan lagu-lagu daerah Indonesia kembali terulang ... benar-benar mengharukan !

Dikarenakan kami harus kembali bekerja, dengan berat hati kami meninggalkan acara pada pukul 13.30 dimana acara permainan dimulai, yang menurut undangan kemudian disusul dengan pemutaran film Layar Tancap tentang perjuanganpemuda Indonesia dalam mencapai kemerdekaan serta ditutup dengan penurunan bendera pada pukul 16.00.

Tak lupa kami pamit kepada teman-teman termasuk teman dari Kompasiana (Gaganawati) yang datang dari Bodensee beserta keluarga dan berharap bisa bertemu kembali di lain kesempatan.

Dirgahayu RI ke-66 !

Frankfurt, 17 Agustus 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun