Mohon tunggu...
Indriati See
Indriati See Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

WNI bermukim di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Masa Adven dan Makna Lambang Lingkaran Adven

27 November 2011   21:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:07 7805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 27 November 2011 adalah hari Minggu pertama masa Adven, yang mana terdiri dari 4 hari Minggu dan hari Minggu terakhir biasanya terpotong oleh jatuhnya hari Natal dimana pada hari tersebut umat Nasrani merayakan hari Kelahiran Yesus Kristus (25 Desember).

Persiapan memasuki masa Adven di Jerman dapat kita rasakan sejak 10 hari yang lalu dimana desa-desa dan kota-kota dipercantik dengan dekorasi Natal dan lampu warna-warni, begitu juga dengan rumah-rumah rakyat yang merayakan hari Natal, dipercantik dengan lampu-lampu yang terpasang mengitari bingkai jendela dan pernak-pernik lainnya.

Tradisi merayakan Natal bersama, untuk semua organisasi masyarakat (Olah Raga, Seni, Sosial, Politik dsb) sudah bisa dimulai pada hari minggu tersebut, begitu juga serentak dengan dibukanya Pasar Natal (Weihnachtmarkt) yang diadakan hampir di setiap desa dan kota di Jerman.

Masa Adven adalah masa mempersiapkan jiwa, merefleksi diri untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus. Pada masa Adven tersebut biasanya di setiap keluarga, tersedia Adventskranz  (Lingkaran Adven). Lingkaran Adven ini tidak hanya berfungsi sebagai dekorasi semata melainkan mempunyai makna dari setiap lambang-lambang yang menyertai Lingkaran Adven tersebut.

Karangan selalu berbentuk lingkaran karena lingkaran tidak mempunyai awal dan akhir. Lingkaran tersebut melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir.

Lingkaran dihias dengan beberapa jenis daun cemara yang selalu hijau sepanjang musim. Daun-daun cemara yang senantiasa hijau dan hidup melambangkan Yesus Kristus yang mati namun hidup kembali untuk selamanya. Dan buah-buah berry yang berwarna merah melambangkan butir-butir darah Yesus Kristus yang dicurahkan untuk kita.

Empat batang lilin menghiasi Lingkaran Adven yang terdiri dari tiga batang berwarna ungu dan satu batang berwarna merah muda. Lilin ungu melambangkan pertobatan, dimana pada masa Adven tersebut kita mempersiapkan jiwa kita untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus.

Dan Lilin yang berwarna merah muda dinyalakan pada hari Minggu ke III yang disebut Minggu Gaudete yang dalam bahasa Latin berarti Sukacita dan melambangkan adanya sukacita ditengah masa pertobatan karena sukacita akan datangnya hari Natal.

Warna merah muda berasal dari campuran warna ungu dan warna putih yang mana warna putih berarti sukacita akan hari Natal. Pada hari Natal, keempat lilin-lilin tersebut diganti dengan empat lilin putih yang melambangkan bahwa masa Adven (pertobatan) sudah selesai.

Pada kaki keempat lilin yang menghiasi lingkaran Adven, diberi tatakan atau tadah yang berwarna biru yang melambangkan Bunda Maria yang mengandung dan melahirkan Yesus Kristus pada hari Natal.

Di masa Adven, pada saat makan malam, biasanya semua anggota keluarga berkumpul, untuk berdoa bersama, menyalakan lilin pada Lingkaran Adven guna mengingatkan kita kembali akan Perjamuan Tuhan dimana kita berkumpul setiap minggu untuk merayakan perjamuan Ekaristi di Gereja, disini terlihat adanya hubungan antara Gereja dan Keluarga.

Di Jerman, warna-warna Natal seperti: Hijau, Merah, Perak, Ungu, Putih, Biru dipakai juga untuk menghiasi Lingkaran Adven.

Pada postingan ini, saya lampirkan foto-foto dari salah satu organisasi wanita Jerman yang saya ikuti ketika kami membuat Lingkaran Adven.

[caption id="attachment_146160" align="aligncenter" width="300" caption="Cantiknya !! ... buatan sendiri"][/caption]

Akhir kata, saya ucapkan untuk semua Kompasianer yang merayakan Natal, selamat memasuki masa Adven yang suci ini.

Salam Kompasiana

Image + Koleksi pribadi

Source

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun