Telagaku
dikelilingi taman yang indah
bunga-bunga berwana-warni
kupu-kupu memadu kasih
kicauan burung
bercerita tentang cinta
.
Air tenang, setenang hatimu
gelembung air, nafas penghuni telaga
memberi getaran
memecah hening
.
Hangatnya Sang Surya
sehangat nafasmu
.
Hm ...
kau temukan telagaku
bagaimana bisa ?
ada berapa bunga ?
berwana-warni dan bervariasikah ?
kau yang pertama disana
harum itu ... milik kita berdua
segalanya seperti tanpa beban
bahagia tanpa kata-kata
.
Ketika kau melihatnya
ketika kau berada ditengah-tengahnya
kau nikmati setiap kedipanmu
kau ambil setiap bunga dengan penuh kasih
menyiram dan memberi pupuk
karenanya tidak akan layu dan pupus
.
Jangan tanya padaku
berapa jauh yang harus ditempuh ?
tak ada seorangpun yang kesana
berapa banyak kerikil-kerikil yang ada ?
mereka menyerah,
tak sanggup menyingkirkannya
.
Jangan tanya padaku
jalan mana yang harus kau tempuh ?
mereka mengambil jalan yang salah
.
Hanya kau
yang bisa meraba jalan
yang mempunyai kekuatan
yang bisa mendengarkan suara hatimu
.
Hanya kau, kekasihku, telaga cintaku, taman hatiku
...
Hofheim im Ried, 19 Pebruari 2011
Musik: Chopin Nocturne op.9 no.2 played by Pollini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H