Mohon tunggu...
Indriatami Suwardi
Indriatami Suwardi Mohon Tunggu... Akuntan - Fulltime wife

....... masi banyak titik-titik yang perlu diisi.... \r\n\r\nwww.wanitakampung.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Tua di Jalan, Itu Kenyataannya

12 November 2017   15:26 Diperbarui: 12 November 2017   21:54 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari lalu saya melihat iklan di Facebook dimana dalam iklan tersebut orang-orang yang hidup dikota besar membawa box masing-masing 1 orang 1 box yang membuat kegaduhan saling bertabrakan satu sama lain, mengganggu pejalan kaki dan bikin emosi semua orang. Ternyata itu adalah video Uber Boxes Unlocking Jakarta dari Uber. Menarik sekali. Dan video tersebut memang betul sekali mewakili kota Jakarta zaman now. Mau tahu video full versionya silahkan klik  https://youtu.be/YOUUwkCQLUo .

Jalanan Jakarta zaman now memang unpredictable. Dan benar-benar tak bisa diprediksi dengan ukuran jam. Bayangkan saja beberapa minggu lalu saya  ke Bandara Halim Perdana Kusuma dari belakang Gedung Smeco Pancoran kalau dilihat dari jam google map kira-kira memakan waktu kurang lebih 15 menit dalam kondisi lancar. Kita sudah spare waktu 2 jam buat jaga-jaga. Tapi kita tidak tahu kondisi dijalanan menuju kearah sana dan memang padat tak bergerak. Bergegas berlarian turun dari mobil yang masih jauh dari bandara menuju chek in counter ternyata jam penerbangan sudah ditutup. Lemes iya rugi waktu, tenaga dan biaya. Oh Jakarta benar-benar bikin stress.

Dan pernah suatu hari pas pulang kerja dipertigaan kalimalang cawang-tanjung priok saya melihat bapak-bapak tua naik mobil pribadi sendirian. Dalam kondisi macet jalanan padat merayap Bapak Tua tadi sepertinya terkena serangan Jantung. Lemes terkulai tak sadarkan diri  merunduk pada setir mobil sehingga membunyikan klason yang sangat keras. Tak satupun yang menolong. Mobil berada ditengah jalur cepat. Maju mundur ga bisa apalagi minggir banyak pemotor. Setelah sekian lama bapak tadi digotong ramai-ramai dikeluarkan dari mobil lalu dinaikan ke dalam motor salah satu pengemudi dengan bonceng 3 orang satu penumpang memegangi bapak yang pingsan tadi . Tak memungkinkan untuk membawa dengan mobil lain. Hanya pemotor yang masih bisa bergerak walau lambat. Tak tahulah nasib bapak tadi apakah selamat atau tidak ketika dibawa ke rumah sakit terdekat.

Sumber: IlhamFauzan.Net
Sumber: IlhamFauzan.Net
Jika Jakarta diguyur hujan hmmm  maka habislah waktu kita tua di jalan. Siap-siap menahan lapar, menahan dingin air hujan, menahan pipis dan buang hajat, bikin emosi dan stres. Apalagi yang memiliki banyak agenda jangan harap terlaksana. Nyampai ditempat tujuan saja tak tahu kapan. Bisa-bisa acara sudah selesai kita baru sampai. Jika hujan tiba saya cuma bisa pasrah dan tetep berdoa semoga selamat sampai tujuan. Tidak terjebak macet dan banjir itu saja. Apalagi bikin kendaraan mogok. Hanya berdoa diberi kesabaran dengan ujian kemacetan ini.

Sekali waktu saudara saya dan teman-teman saya datang ke Jakarta lalu menginap di kontrakan kecil saya di tengah kota Jakarta yang padat penduduk,  masuk gang kecil yang hanya bisa dilalui motor. Mereka selalu bertanya kenapa ga beli rumah di pinggiran kota seperti  Depok, Bekasi, Tangerang,Bogor, biar irit daripada mengontrak terus dirumah sumpek dan kecil ini mahal lagi. Mau tahu jawaban saya, saya  belum siap tua di jalan. Dan memang begitu kenyataanya. 

Rekan kerja saya dikantor yang rumahnya jauh dipinggiran kota Jakarta mereka selalu berangkat lebih pagi sehabis subuh. Bahkan ada yang berangkat sebelum subuh. Pulang pergi bisa memakan waktu 6 jam. Baik yang membawa kendaraan sendiri ataupun kendaraan umum. Bagi saya untuk saat ini waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Time is money istilahnya. Dengan mempersingkat waktu tadi bisa kita habiskan dengan bercengkerama dengan keluarga, sanak saudara dan teman. Tak perlulah tua di jalan yang penting menua bersamamu eaaa hehe.

Kadang suka senyum sendiri melihat chat di whatsup grup teman-teman sekantor yang rumahnya jauh-jauh. Saya dan suami pulang kerja sebelum mahrib sudah tiba dikontrakan ,sudah sholat berjamaah, makan bareng sementara teman saya masih di mobil menahan lapar dan haus. Disaat jam 9 malam mereka sudah nyampai rumah saya malah sudah bobok cantik  sambil menonton televisi. Punya waktu luang adalah nikmat bukan?

Pemerintah sekarang ini lagi gencar-gencarnya membangun infrastuktur seperti MRT, LRT, Flyober, underpass dan juga jalan layang non toll. Dampak dari pembangunan itu membuat Jakarta jadi tak bergerak walaupun sudah ada petugas Polisi lalu lintas disetiap perempatan jalan. Buntut efek dari kemacetan bisa terjadi dimana-mana. Gang kecil deket kontrakan saya saja bisa macet karena pemotor. Contoh perempatan Kuningan lagi ada proyek underpas Mampang bikin macet jalan sepanjang Pancoran-Kuningan. Belum lagi yang dari Jalan Tendean, dan Mampang prapatan. Semua stuck disitu.  Para pemotor sekarang lebih nyari jalan tikus daripada terjebak macet dijalan besar. Jalan perumahan juga tiba-tiba dilalui banyak kendaraan. Banyak bis-bis besar, metromini dan kopaja yang lewat sembarang jalan padahal bukan jalur umum. Ini yang kadang bikin tambah macet.

sumber: Finance.detik.com
sumber: Finance.detik.com
Macet Jakarta salah siapa sih. Salah semua penghuni warga Jakarta dan sekitarnya tanpa terkecuali. Semua pengguna jalan yang bikin macet. Lantas macet ini tanggung jawab siapa? saya kira merupakan tanggung jawab kita bersama baik Pemerintah, swasta dan perorangan. Jangan saling menyalahkan. Kalau pemerintah saja yang menangani tanpa dibarengi kesadaran kita bersama juga ga akan kelar macetnya. So kita bisa berkontribusi mengurangi kemacetan caranya ya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Contohnya: 

1. Pemerintah

Pemerintah berkewajiban menyediakan sarana trasnportasi umum yang memadai. Yang nyaman, murah dan efisien bagi penggunanya. Tanpa terkecuali nyaman bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Sarana jalan diperbaiki, jalan berlubang juga segera diperbaiki. Banjir juga segera ditangani agar tidak tergenang terlalu lama. Rambu-rambu lalu lintas segera diperbaiki. Pengenaan pajak kendaraan yang tinggi bagi pemilik kendaran di ibukota. Apalagi kepemilikan yang ke dua, tiga dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun