[caption id="attachment_255941" align="aligncenter" width="600" caption="serat oyong/gambas dok.pribadi"][/caption]
Minggu pagi saya jalan-jalan ke Pasar Rawasari, Cempaka Putih deket kosan. Ada keperluan yang hendak dibeli. Saya biasa belanja disini karena deket dan juga disekitar kosan tidak ada minimarket. Kalau mau ke Supermarket di Mall agak jauh dan harus mandi dan dandan yang rapi dulu mestinya, buka juga jam 10 pagi pula. Tapi tidak dengan pasar ini. Saya biasa pergi pagi-pagi yangmasih pake baju tidur dan belum mandi pula haha...
Selain harganya murah, bisa tawar menawar juga masih segar-segar. Ada aja sesuatu yang unik yang kita temukan dipasar tradisional ini. Seperti pagi ini saya temukan ada pedagang yang jual serat oyong atau sayur gambas.
[caption id="attachment_255931" align="aligncenter" width="250" caption="sumber: medisian.blogspot.com"]
Dari kejauhan saya liat ada yang aneh dan buat penasaran dengan benda-benda yang dijajakannya. Karena tidak tahu itu benda apa maka saya mendekati pedagang itu. Kata pedagang, ia jualan serat buah oyong atau sayur gambas. Yang biasa dioseng atau sayur bening.
Sayur oyong/gambas yang dibuat serat/spon cuci piring dipilih yang paling tua. Biasanya sengaja ga dipetik sewaktu muda. Jadi dibiarin dipohon sampai tua begitu lalu dibiarin kering dan disimpan cukup lama sampai yang terlihat hanya serat-seratnya.
[caption id="attachment_255945" align="aligncenter" width="600" caption="spot cuci piring dari serat oyong. Dok.Pribadi"]
Kata penjualnya sih spons buah oyong ini bisa awet sampai 3 bulan. Serat oyong yang besar di jual 5 ribu/buah. Dan yang kecil dijual 2,500/buah. Murah kan? Saya beli 2 yang ukuran kecil dan langsung uji coba dikosan. Dan hasilnya juga lembut kok bagus buat cuci piring.
Kalau dikampung, saya biasa temui serabut kelapa buat cuci piring udah biasa. Ini serat oyong juga bisa jadi spons pencuci piring, ini saya baru tahu. Kalau ada yang alami kenapa mesti beli yang sintetic.
Salam Go Green....
Cempaka Putih, 21 Juli 2013 , 14.05 wib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H