Kemarin (25/03) saya membuat sebuah resensi untuk ikut lomba #resensibukujokowi di Kompasiana. Saya senang karena setelah beberapa saat absen menulis, akhirnya saya bisa mengunggah artikel dengan lancar. Beberapa artikel sebelumnya sempat mengalami kesulitan saat proses postingannya. Yang terakhir sebelum ini, saya mengunggah satu tulisan tapi terpaksa saya hapus karena satu-satunya komentar yang saya dapat adalah dari akun "liar" atau apalah namanya.
Saya menyebutnya akun liar, ibaratnya benalu karena pemilik akun memanfaatkan kolom komentar di bawah artikel saya, dengan tulisan yang bahkan jauh lebih panjang dari artikel saya.
Selain tulisannya tidak relevan dengan artikel saya, Â isinya semacam provokasi, menggiring orang untuk membuka banyak sekali tautan (link) yang dia cantumkan dalam tulisannya. Kalau tidak salah, waktu itu tentang hal yang kuat bermuatan SARA.
Sayang waktu itu saya terpaksa segera menghapus artikel saya sendiri. Saya hanya tidak terbiasa, bahkan tidak nyaman saat melihat tulisan saya bersanding erat dengan tulisan orang yang menumpang tulisan saya dengan hal yang kurang menyejukkan pikiran pembaca. Rasanya saya mendadak mendapat serangan virus yang harus segera dicegah penyebarannya.
Saya bisa saja mengabaikan penyalahgunaan oleh akun liar yang tampil seperti spammer itu, namun saya tahu ini tidak memberi manfaat apa pun demi kebaikan Kompasiana. Preseden yang buruk, kalau dibiarkan maka semakin lama akan semakin menjadi hal yang biasa. Kalau ini berlanjut, saya kira ini bukan budaya sebuah komunitas blog yang baik dan sehat.
Kali ini, yang terjadi pada artikel terbaru saya agak berbeda. Selain menumpang tempat untuk tulisan yang terlihat sebagai kompilasi tautan artikel berisi protes terhadap pihak-pihak tertentu, si penumpang gelap ini "peduli" untuk memberi  vote "aktual" untuk artikel saya.
Ada lagi "kesantunan" atau "kecerdikan" pendekatan yang dilakukan oleh penumpang gelap ini (yang saya enggan menyebutkan nama akunnya). Ia sadar menyalah gunakan kolom komentar di artikel saya. Maka ia menuliskan alasan, atau penafian di bawah tulisannya, seperti ini (saya kopas langsung di bawah ini):
"mohon maaf & harap maklum, komen panjang sy di atas/bawah dulu nya a/bagian dr artikel2 sy, berhubung akun sy di suspend o/admin k, jd lah tinggal almarhum! he..8x!makanya..sy enggan nulis lg, krn akun/opini sy rentan di suspend lg o/admin k..tuk ke sekian x nya, jd menurut sy menulis lg..buang2 energi saja/percuma! he..8x!"
Pertanyaan saya untuk Admin Kompasiana, bagaimana sebuah akun yang oleh pemiliknya diakui sudah diblokir  kok masih bisa masuk ke area Kompasianer dan membubuhkan voting serta komentar?
Saya sendiri pernah ingin member komentar atau vote pada sebuah tulisan. Hal itu tidak bisa saya lakukan, kecuali saya melakukan prosedur log in lebih dahulu.
Saya cek akun yang bersangkutan, dan seperti yang sudah saya duga, tidak ada artikel yang termuat.