Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sketsa

22 Maret 2017   09:40 Diperbarui: 22 Maret 2017   18:00 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sketsa | Foto: IndriaSalim

Deru mesin dua dan empat roda beradu cericit burung pagi
Seberkas cahaya pagi menerpa kisi-kisi jendela kamar
Tangisan bayi dan raungan anak tenggelam dalam lamunanku
Kuberdoa dalam tatapan mata menghiba

Secangkir kopi hitam menguarkan wewangian bertenaga
Teriakan tukang roti membangunkan asa
Kucing merintih, suaranya menyayat hati
mencari pasangannya yang lenyap
Genteng rumahku retak menjadi saksi laga dua hewan malam
Angin enggan bergerak, entah sebabnya

Tabik ceria petugas di gardu jaga
Hunian yang penuh duka ceria, pun rona tapak kaki dan bebatuannya
Merebak baur jejak liar dan alur membusur
Menyelinapkan harum ikan asin dalam wajan panas
Dunia mana yang nir cerita
Bahkan Alaska punya salju raksasa
Berbagi kisah tak dinyana

Sang masa gulirkan semesta
Matahari beranjak meninggi
Pepohonan menegak patuh
Kumenunduk dalam teduh kebesaran-Nya
Tuhan, berkati aku hari ini
Berkati semesta ini dalam damai hakiki

Kau – Ya, dan Amin. |22-03-2017| @IndriaSalim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun