Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penafian

11 Oktober 2016   08:11 Diperbarui: 11 Oktober 2016   10:34 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lalang dan Kayu Mati, Makanan Api | Foto: Indria Salim

Soal permintaan maaf itu,
Tak puas kau menyesah, menyampah, memamerkan sepah.
Hati yang membusuk, menandai roh kematian. Biarkan saja.
Ini aromanya.
"Enak aja minta maaf."
"Apakah permintaan maafnya tulus?"
"Itu minta maaf kan karena desakan kawan."
"Sontoloyo maafmu itu palsu!"

***
Kunyalakan lilin aromaterapi inspirasi para bijak,
Biarkan aroma busuk berlalu,
Menghilang seiring derak api,
Melahap rumput lalang dan kayu mati.

***
Bila kau memang sempurna, mengampuni itu jawabnya
Mungkin kau memang sempurna, bersyukurlah kepada-Nya
Namun ingat saja,
Jiwa penyesah, melihat semua debu dan kuman
Menafikan cahaya, menggenggam angkara.

***
Biarkan saja.

***
Hati berakal, seluas samudra – berjuta maafnya
Maafkan saya, maafkan saya
Manusia mana sungguh sempurna
Ampuni saya. | @IndriaSalim |

Selasa hangat, 11 Oktober 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun