Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Parodi Terkini

29 Januari 2016   08:49 Diperbarui: 3 Februari 2016   10:52 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Belajar Bijak | Ilustrasi: www.brainyquote.com"][/caption]Menjadi silent reader dalam sebuah grup diskusi, atau kebetulan nonton TV acara bincang-bincang, menyimak dan mendengarkan orang pada beropini tentang LGBT, terorisme, orang bercadar ke atm, kebijakan presiden yang katanya hasil sesat pikir, jalan toll sumatra, pembangunan yang harusnya sudah dimulai di luar jawa, gado-gado dan nano-nano topiknya. 

Si Saya google dan mencari rujukan dari banyak sumber, dan sambil tersenyum-senyum mengikuti Mister Pedetok, menjelaskan ini itu. Begitu Mister Ahlibeneran datang, dengan satu dua kalimat, melontarkan satu pernyataan pendek, atau satu pertanyaan terbuka -- mendadak Mister Pedetok sungguh menjadi seperti pelawak kehabisan ide guyonan. Mati gaya. 

Memang itu yang sudah kubayangkan, bahwa Mister Sokatuhah dan Miss Pedetok akan terhenti begitu Mister Ahlibeneran yang benar-benar ahli, datang dengan kalem, berwibawa, dan bawa data. Katanya, "Disayangkan orang banyak beropini tapi miskin pengetahuan".
Begitulah, dan yang begini ini, banyak. Pun pengikutnya yang asal percaya, lebih banyak.

Kiranya jagalah tangan (yang menulis), mulut, dan lidahku agar tidak membuatku mirip Mister Opini, atau Miss Serasatau dan Mrs. Pastikutahuni.

Momen yang paling wagu itu bila melihat Mister Ngawuro dan Miss Ngasuri mendadak terdiam, atau tersandung sendiri dengan wajah mirip pelawak keselak biji dondong.

Inilah berkah hidup zaman kini, menikmati kemewahan banyak wacana, rona, tawa, dan pertukaran rasa. Rasa-rasanya. Rasanya Si Saya adalah salah satunya, entah yang mana --- atau semuanya.

 

Salam Kompasiana. |Indria Salim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun