Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketekunan dan Kegigihan Membuahkan Keajaiban

16 Maret 2016   08:16 Diperbarui: 16 Maret 2016   09:47 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Indah meski rebah di tanah | Foto: Indria Salim"][/caption]

Elena adalah anak berusia delapan tahun, yang mendadak galau setelah mendengar orangtuanya berbicara tentang adiknya. Yang dipahaminya adalah bahwa adiknya sakit keras, namun orang tuanya tidak punya uang untuk membawanya ke dokter. Keluarga itu sampai harus pindah ke rumah yang lebih kecil karena mereka tidak mampu untuk membiayai rumah yang sekarang karena uangnya habis untuk membayar ongkos ke dokter. Ternyata tanpa operasi yang sangat mahal, si bayi tidak bisa diselamatkan, padahal mereka tidak bisa meminjam uang ke orang lain.

Elena mendengar ayahnya berkata kepada ibunya yang menangis putus asa, "Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang".
Diam-diam, gadis kecil itu pergi ke kamarnya dan menarik celengannya dari tempat persembunyiannya di dalam lemari. Dia menuangkan semua kepingan uang di lantai, dan menghitungnya dengan hati-hati.

Elena mendekap erat celengannya yang sangat berharga, lalu menyelinap melalui pintu belakang dan berjalan enam blok ke apotek setempat. Dia mengambil sejumput uang dari celengannya, dan meletakkannya di meja kaca tempat apoteker berdiri.

"Apa yang bisa kubantu, adik kecil?" tanya apoteker.

"Ini untuk adikku," gadis itu menjawab kembali. "Dia benar-benar sangat sakit dan aku ingin membeli keajaiban."

"Maaf?" kata apoteker.

"Kevin -- adikku sakit parah, ada benda ganas di kepalanya. Ayah bilang, hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya. Apa apotek ini menjual keajaiban? Berapa harganya? "

"Kami tidak menjual keajaiban, ‘Nak. Maafkan aku," kata apoteker sambil tersenyum sedih.

"Bu Apoteker, aku punya uang untuk membayarnya. Jika itu tidak cukup, aku bisa mencoba menunjukkan lebih banyak keping uang dari celenganku. Katakan saja berapa harganya. "

Di toko itu ada seorang pelanggan berpakaian rapi. Mendengar percakapan Elena dengan Sang apoteker, dia membungkuk dan bertanya kepada gadis kecil itu, "Keajaiban seperti apa yang kau butuhkan, anak manis?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun