Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[FFA] Ketika Flash Menghilang

20 Oktober 2013   22:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:15 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13822842791277081428

Oleh Indria Salim No: 59

***

[caption id="attachment_296067" align="aligncenter" width="300" caption="Flash kucingku tersayang (foto dokumen pribadi)"][/caption] Anya berjalan lebih cepat lagi. Anya berbicara lebih keras kepada kakaknya -- Miko, agar ia melambatkan langkahnya, dan mendengar keluhannya . Anya sebenarnya mulai lelah mengikuti Miko berjalan mencari Flash, kucing mereka yang hilang. Namun Anya ingin menemani Miko yang sejak kemarin sangat murung ditinggal si Flash. Anya sendiri juga menyayangi Flash yang bermata hijau dan lucu itu. “Kak Miko, tadi beneran mendengar Flash mengeong-ngeong?” Anya mendongakkan kepalanya ke arah Miko. “Iya dik, Kakak hapal suara Flash,” wajah Miko mulai cerah. Matahari sudah makin tinggi di langit. Ini baru pukul 10 pagi, tapi baju Miko dan Anya basah kuyup berkeringat. Kakak beradik itu mulai panik, “Kita minta bantuan kak Raka yuk?” kata Miko memelas.

***

Raka, siswa kelas 1 SMP adalah sepupu Miko dan Anya. Akhir pekan ini sekolah Raka mengadakan acara kemah di bukit cemara. Banyak sekali kegiatan untuk meramaikan kemah kelas Raka. Ada lomba adu cepat makan kerupuk, membaca puisi, lomba berteriak paling mirip Tarzan, dan lomba tampil paling kreatif. “Ka, kamu ikut lomba apa besok?” Fikri , teman Raka mencolek lengan Raka. Raka kaget karena Fikri mendadak muncul di balik punggungnya. Raka gelagapan, “A-a-ku belum tahu”. Untung Fikri hanya melintas sebentar. Raka merasa nggak tenang, karena ia menutupi sebuah rahasia besar. Sebelum berangkat camping, Raka singgah di rumah Miko. Tak ada siapa pun di sana. Raka hanya melihat Flash menggaruk-garuk kakinya, tanda girang. Mendadak Raka ingin mengajak Flash. Tanpa berpikir, ia langsung menggendong Flash yang mengusap-usapkan kepalanya ke kaki Raka.Ternyata sepanjang jalan Flash berisik, Raka terpaksa meninggalkan kucing itu di bawah pohon besar di pinggir hutan. Ia tambatkan Flash dengan tali, sehingga Flash tidak akan bisa lari dan hilang. “Miauw, miauw, miiaauuuw ..,” Flash berteriak dan menjerit terus, karena ditinggal sendiri di tempat yang bukan rumah Miko yang disayanginya. Angin kencang di hutan juga membuat badan Flash menggigil hebat.

***

Untunglah dekat tempat Flash ditinggal, sering dipakai mendarat para penerjun payung. Seorang penerjun payung bernama Kak Dandy, mendarat di sekitar Flash. Semula Kak Dandy hendak melakukan penelitian di sekitar hutan itu. Ternyata teriakan parau Flash menarik perhatian Kak Dandy. Flash ditemukan sedang menarik-narik kakinya agar terlepas dari ikatan tali di pohon. Kak Dandy sangat iba melihat mata hijau Flash yang cemas. Kak Dandy juga suka kucing karena itu segera membawa Flash ke kemahnya.. Raka terus memikirkan Flash hingga badannya panas dan demam. Ia merasa bersalah. “Apa yang harus kulakukan agar Flash aman di tempatnya sekarang? Apa jadinya kalau Flash mati? Aku tidak sanggup mengatakannya pada Miko,” keluh Raka. Mata Raka basah menahan air matanya yang mau menetes deras. Ia teringat Anya yang suka menciumi dan memeluk Flash dengan gemasnya. Malam itu Raka tak henti mengigau. “Raka, yuk kita kumpul ke kemah besar. Kita harus makan pagi dan senam bersama!” Fikri memanggil Raka. Tak ada jawaban dari tempat Raka. Fikri menghampiri Raka di tempat tidur.

Ya Tuhan, Raka sedang terbaring lemah dan gemetaran! “Kamu demam, Raka. Kulaporkan Pak Sarman, ya? Aku lekas kembali.” Fikri berlari-lari untuk menemui Pak Sarman di kemah besar . “Pak Sarman, Raka menggigil dan tidak bisa bangun,” kata Raka gugup.

***

Ketika Pak Sarman datang, Raka mengigau lagi. Tangan Raka menunjuk tinggi-tinggi ke atas kepalanya. “Miko, Anya, maafkan Kak Ra..ka. Fffllash Kak Raka ikat di .. po-po-hon i-i-tu.” Bu Surti, wali kelas Raka memberi pertolongan cepat pada Raka. Ia juga menelepon orang tua Raka. Pak Sarman dan 3 orang teman Raka berkeliling mencari pohon tempat Flash berada. Anak-anak lainnya melanjutkan acara kemah bersama beberapa guru yang ada. “Miauw, Flash – Pus, Pus, miauw miauw –Flash!” panggil Pak Sarman dan anak-anak. Untunglah akhirnya Flash ditemukan di kemah Kak Dandy yang dekat dengan kemah anak-anak. Lalu Pak Sarman mengantarkan Raka dan Flash pulang.

***

Tiba di rumah, Raka disambut pelukan erat oleh Papa dan Mama. Miko menggendong Flash yang mengeong senang. Anya tertawa riang. Ia meledek Kak Raka, “Ihi-hik hiy – Kak Raka mukanya banyak bentol kemerahan. Di kemah banyak semut Rang-Rang ya?” Raka hanya bisa tersenyum. Bentolnya sudah tidak terasa lagi sejak Flash kembali.

Akhirnya, Raka menghambur dan memeluk Miko dan Anya bergantian. Air matanya mengalir deras di pipinya. “Kak Raka min-min-taa-ta ma-aaf-maaf, Miko – hiks hiks,” Raka sesenggukan.

“Miaauuw, miaauw,” Flash menyelinap di antara kaki-kaki kecil Raka, Miko, dan Anya. Ketiga anak yang menyayangi Flash kegelian dan ikut mengeong dengan suara kecil mirip suara Flash.

0O**O0

Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Event Festival Fiksi Anak. Untuk membaca Karya peserta lain silahkan menuju akunFiksiana Community Silahkan Bergabung juga  di groupFB Fiksiana Community

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun