Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Festival Payung Indonesia Pertama, Pariwisata, dan Blogger

29 November 2014   20:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:31 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Solo menjadi tuan rumah Festival Payung Indonesia yang digelar sejak Jumat (28/11) hingga Minggu (30/11). Menteri Pariwisata Arif Yahya menghadiri acara ini, yang berlokasi di Taman Balekambang, Solo. Penyelenggara event ini adalah Kementerian Pariwisata melalui Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Seni dan Budaya. [caption id="" align="alignnone" width="672" caption="Festival Payung Indonesia, Solo, 28-30 November 2014 (Foto: FB kotasolo)"][/caption] Ini Festival Payung pertama di Indonesia, yang melibatkan perajin payung atau seniman daerah yang menjadi sentra perajin payung, seperti Klaten (Jateng), Tasikmalaya (Jabar), Bali, Padang (Sumbar), DIY Yogyakarta, dan Makassar (Sulawesi Selatan). Daerah-daerah tersebut punya sejarah pembuatan payung di wilayah Indonesia. Walikota Surakarta FX Hadi Rudiyatmo membuka acara dengan membentangkan payung yang terbuat dari Tasikmalaya Kegiatan Festival meliputi, Pergelaran seni Pertunjukkan payung, Fashion Show Payung, Pameran Pasar Payung, Workshop Kreasi Payung, dan Payung Painting. Hari pertama Festival, dibuka dengan pentas musik keroncong oleh penyanyi Endah Laras, Jumat siang (28/11/2014), dan pada malam harinya, digelar parade busana bertema Closer to Umbrella , memamerkan busana rancangan Rory Wardana, Bambang Besur, Titi Meinawati, Indrias Senthir, SMK Marsudirini, dan perancang tamu dari Tasikmalaya. Pada hari ini (Sabtu, 29/11/2014), ada Temu Koreografer Wanita Dengan tajuk Dance Umbrella, empat koreografer akan menampilkan karya koreografi terbaru mereka. Mereka ini adalah, Fadilla Oziana (Padang Panjang), Astri Kusuma Wardani (Solo), Mila Rosinta (Jogja), serta Ni Nyoman Yuliarmaheni (Solo). Penulis jadi penasaran untuk mencari rekaman video acara khusus ini, begitulah. [caption id="" align="alignnone" width="640" caption="Workshop Melukis Payung, 28 November 2014 (Foto: Solo Pos)"]

[/caption] Anak-anak mengikuti Workshop Melukis Payung (28/11/2014). Workshop melukis dengan media payung tersebut diprakarsai oleh Red Batik Solo. Berikut ini beberapa catatan menarik yang penulis himpun dari berbagai sumber berita, yang intinya adalah:
  • Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi acara tersebut, sebagai bagian dari eknonomi kreatif masyarakat.
  • Bahwa Festival ini merupakan ajang apresiasi seni rupa, seni pertunjukan, seni tari dan seni bergenre lainnya yang patut dikembangkan.
  • Menpar berpesan, bahwa Festival ini diharapkan bisa meningkatkan kreatifitas, namun dengan tetap mempertimbangkan tiga hal utama yaitu menjaga hak kekayaan intelektual dengan segera mendaftarkan kreatifitas itu ke HAKI, mengukur nilai keekonomian, dan melakukan promosi semaksimal mungkin.
  • Menpar sempat bertemu dengan komunitas blogger di Jakarta. Dalam pertemuan itu ada beberapa hal yang telah disepakati, antara lain dibentuknya kreatif center bagi para blogger. Kreatif center tersebut akan didirikan di 20 tempat di kota-kota besar di Indonesia
  • Menpar menyepakati pertemuan dengan komunitas blogger, untuk menjadikan digital media termasuk blogger sebagai media utama untuk promosi wisata. Pertimbangannya, informasi mengenai tempat wisata di Indonesia sangat cepat menyebar melalui internet.
  • Bahwa Menpar akan mengadakan travel blogger award di tahun depan. Nah ini yang menarik, bahwa waktu penyelenggaraannya diserahkan kepada blogger. Bagaimana dengan Kompasiana? Apakah mungkin berminat memantaunya? Apakah Pengelola Kompasiana bisa menghadirkan Pak Menteri dalam bincang Kompasiana Nangkring, sehingga banyak Kompasianer yang juga akan menyiapkan diri untuk kesempatan ini?
  • Kota Solo (Surakarta) sebagai kota yang menginspirasi dalam menghidupkan geliat industri kreatif payung. payung bisa dijadikan sebagai sumber inspirasi penciptaan karya seni dalam beragam bentuk kegiatan.
  • Festival Payung Indonesia ini adalah salah satu upaya menghidupkan kreativitas kerajinan payung untuk berbagai fungsi. Oleh sebab itu kegiatan ini diharapkan mampu mengangkat kembali keberadaan payung sebagai industri di Indonesia dan Mancanegara.
  • Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, menegaskan acara festival pertama akan dijadikan bahan evaluasi penting untuk acara serupa berikutnya. Menurutnya, bila memungkinkan, penyelenggaraan festival ini di tahun depan, diharapkan bisa melibatkan peserta tingkat Asia.

Lalu apa kata Menpar tentang kota Solo? "Saya kira Solo memang punya kelebihan dalam bidang ini sebagai kota tujuan wisata. Para pengunjung itu 60 persen karena kekayaan budayanya, 35 persen karena keindahan alamnya, dan 5 persen karena 'man made'. Solo sangat terdukung oleh ketiga faktor itu." (Solo Pos, 28/11/2014). Tercatat dalam pengamatan reporter VoA, ratusan payung tersebut berangka besi, bukan bambu atau kayu, seperti yang dibuat oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM di berbagai sentra industri payung tradisional di berbagai daerah di Indonesia. Hal menarik yang perlu penulis sampaikan tentang Festival Payung Indonesia,  yaitu tentang lokasi Festival, yang adalah Taman Balekambang Solo. [caption id="" align="aligncenter" width="431" caption="Taman Balekambang di Solo (Foto: kotawisataindonesia.com)"]

[/caption] Taman Balekambang awalnya dibangun oleh KGPAA Mangkunegara VII untuk kedua putrinya, yaitu GRAy Partini dan GRAy Partinah. Sehingga dua patung dari putri ini juga diletakkan di dalam taman. Sewaktu kecil, saya sering berenang bersama beberapa teman sekolah di Taman Balekambang, yang dulunya adalah juga kolam renang. Dulu sekitar tahun 1980-an, ketika penulis masih tinggal di sana, sempat beredar gosip bahwa kolam renang itu lumayan angker buat perenang yang melewati titik tertentu di sudut kolam. Namun gosip itu tidak perlu dipercaya, karena tentunya itu hanya sekadar untuk membuat serunya cerita seputar tempat yang terkait dengan bangunan Keraton. Taman ini terdiri dari dua area, area pertama dinamakan Partini Tuin atau Taman Air Partini, berfungsi sebagai penampungan air untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada didalam kota juga digunakan untuk bermain perahu. Area yang kedua bernama Partnah Bosch artinya Hutan Partinah yang ditanami tumbuhan langka seperti kenari, beringin putih, beringin sungsang, dan apel coklat. Fungsi dari taman kota ini adalah sebagai resapan dan paru-paru kota. Berlokasi di Jl. Ahmad Yani, Surakarta, taman seluas 9,8 Ha ini dibuka untuk umum setiap hari, mulai pukul 07.00 sampai pukul 18.00 WIB.
Kreneng pembungkus tangkai-tangkai paying yang dipajang di area depan Taman Balekambang.

[caption id="" align="aligncenter" width="244" caption="Kreneng, pembungkus luar dari anyaman bambu (Foto: contemporaryindonesia.com)"]

[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Kreneng, pembungkus luar ramah lingkungan"]
Kreneng, pembungkus luar ramah lingkungan
Kreneng, pembungkus luar ramah lingkungan
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="960" caption="Kreneng, bingkai tradisional dalam Festival Payung Indonesia (Foto: FB kotasolo)"][/caption] Dalam pameran payung ini, kita bisa melihat tangkai-tangkai payung yang dibungkus dengan kreneng, yaitu semacam tempat jinjingan terbuat dari anyaman bambu. Kreneng sendiri masih  berfungsi sebagai plastik kresek di zaman kini. Kalau Anda membeli buah salak pondoh di Sleman, kadang dikemas dalam paket kreneng ini. Waktu kecil dulu, di pasar-pasar tradisional di Solo banyak dijumpai pedagang menggunakan kreneng sebagai "pembungkus luar" buah mangga, jeruk, kedondong, atau bahkan makanan lain - misalnya bungkusan mie goreng, nasi goreng, dsb. ). Kadang-kadang, Anda bisa menjumpai kreneng sebagai bungkus kemasan telor ayam kampung --- yang terpajang di beberapa super market, atau mini market. Sayangnya saat ini penulis tidak punya foto sendiri. Tapi saya bisa menyusulkan fotonya segera sesudah berkesempatan mampir ke Indomaret terdekat. Bicara tentang kreneng, mendadak terpikir oleh penulis, bahwa sebaiknya bungkus kemasan ramah lingkungan ini perlu di"hidupkan" kembali? Sumber: http://www.solopos.com/2014/11/29/foto-festival-payung-indonesia-ada-workshop-lukis-payung-di-festival-payung-556015 http://goo.gl/vPpJxg http://www.surakarta.go.id/konten/festival-payung-indonesia-2014-pertama-digelar-di-solo http://www.voaindonesia.com/content/solo-tuan-rumah-festival-payung-indonesia/2538026.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun