Senyampang orang menggunjingkan PD-III
Apalah saya ikut menimbrung
Overthinking itu bisa menjadi penyakit, boro-boro punya duit buat healing, sambil menikmati kapal pesiar sekian purnama, hadirkan mimpi pun bahkan ku'tak bisa.
Ini eranya metaverse, kata kalian. Emak bapak mana tahu, pun tempe menghilang dari pasar tumpah, ah sudahlah!
Jagad maya menjajah nyata, nanar mata bila sesiapa tidak waspada. Sultan bayangan dipuja-puji, raja sejati merendah hati bila tidak dikira mati.
Lupakan ilmu padi, angkatlah dagu tinggi-tinggi. Citra diri, atau kreasi imaji -- menebar pesona itu kunci berjaya, kata mereka.
Dusta itu candu, katamu.
Ilusi semakin dicintai, angan melayang ke langit lapisan ke-tujuh. Lagi, lagi, lagi! Aku terlupa dengan derita nestapa, semakin dalam dusta membiusku.
Rusia!
Cina!
Amerika!
Ukraina!
Nato!
Indonesia!
Sayup-sayup terngiang di benak, nama-nama tempat yang bagiku asing. Kobaran panas api, pekat asap runtuhkan hutan pencakar langit. Ya, Tuhan, tolonglah kami!
Berangsur pandang mata ini semakin terang.
Di manakah aku?
Perang Dunia itu?
Dan keriyut perutku yang lapar semakin gencar.
24 Februari| Indria Salim
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI