Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Stagnan

17 Februari 2021   06:53 Diperbarui: 17 Februari 2021   08:01 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stagnan | Foto: Indria Salim

Bermula karena sandungan
Pun menjadi penghalang
Sebab, akibat, resultan, dan alasan
Bagaikan ayam dan telur
Serba salah
Disalahartikan
Menyalahkan.

Skeptis walau hikmat sedalam kulit
Sesumbar padahal gentar
Menolak penawar pagebluk
Harapkan diri nir sambikala
Hidup mengambil nikmatnya
Mengingkari pahitnya
Tanggungjawab senantiasa bukan kewajiban
Dalam diri, ataupun yang tak terucapkan.

Rotasi bumi terkisahkan seperti mulanya
setia mengitari porosnya
bagi yang memercayai dan berakal budi
"Bumi semakin tua," kata mereka
Cara pandang mengubah nilai kemanusiaan
Ego menjadi kredo
Siluman berjubah pahlawan
Peradaban semu, entah berjalan maju atau undur seribu.

Indria Salim, 17 Feb 2021

*Nir Sambikala (B.Jawa: terlepas dari marabahaya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun