Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Masih Tanpa Titik

22 Januari 2021   09:41 Diperbarui: 22 Januari 2021   22:29 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang Musiman | Foto: Indria Salim

Dear Diary,

Kautahu aku sedang berbenah. Terserah kaupaham atau tidak, aku hanya ingin mengurangi tumpukan sampah. Ternyata itu tidak mudah.

Sampah itu bila tidak berguna |Foto: Indria Salim
Sampah itu bila tidak berguna |Foto: Indria Salim
Ada sampah daun di halaman depan. Aku membersihkannya setiap hari, kautahu itu?
Seorang tetangga seenaknya mencaciku. Itu karena dia kuingatkan agar tidak membuang kotoran dua belas ekor kucing piaraannya dengan semena-mena.
Menurutnya aku gila mengatakan itu. Dunia kadang seakan berputar terbalik.

Kau pernah mendengar apa itu sampah digital? Hanya orang bijak yang mampu membedakan pengetahuan digital dengan sampahnya. Itu akupun masih belajar memahaminya.


Pagi ini kutemukan sebuah foto di antara tumpukan hasil karya digitalku. Ya, digital karena itu dibuat dengan memakai kamera digital. Logis bukan? Sebelum kupindahkan ke gudang, atau mungkin kubuang saja ke tong digital, mungkin ada baiknya kudaur ulang menjadi sekeping puisi.


Please, harapanku engkau memaklumi bakat kepemulungan yang melekat dalam hobi sejak dulu. Please, tolong hargai ideku.

Inilah puisiku.

Belum lama berselang
Nyaris terlupakan
Pedagang musiman
Jualan berombongan
Selalu setia kawan
Satu laku, lainnya senang
Dua laku, lainnya menyusul kemudian
Mereka dari satu kampung halaman
Berbagi satu harapan
Anak dan istri bisa kecukupan
Atasi lapar dengan makanan
Pedagang musiman
Susah senang beriringan
Menapaki kehidupan
*
Masa pandemi belum usai
Entah sampai kapan
Siapa yang tahu akan rumitnya kepastian
Bila yang pasti adalah perubahan
Mungkin sebuah titik tiada arti
Akhiri saja ungkapan pengharapan
*
Indria Salim.22.01.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun