Menggelitik, saat tidak sengaja saya menemukan artikel HL yang masih memuat typo atau salah ketik berulang untuk sebuah kata yang sama. Kurang jelas bagi saya, itu kesalahan ketik yang tidak terdeteksi, atau memang ada pemahaman baik oleh penulis maupun editor seperti itu.
Sebaiknya hal yang saya maksudkan itu kita maklumi, atau abaikan saja karena menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar pun sesuai EYD, apalagi kalau niat taat berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, itu tidak semudah dan semenarik menonton film pop Korea.
Benarkah sinyalemen di atas?
Mari kita -- saya dan Anda sama-sama melakukan introspeksi sedikit saja.
Manakah yang menjadi kebiasaan Anda saat menulis kata-kata yang saya ketik acak berikut ini, dalam sebuah artikel yang diunggah di Kompasiana.
pikir, atau fikir?
nafas, atau napas?
sekadar, atau sekedar?
karut-marut, atau carut marut?
"merubah rencana", atau "mengubah rencana?"
"dipilih" atau "di pilih"?
"Ini rahasia kita berdua saja, saya dan anda", atau ""Ini rahasia kita berdua saja, saya dan Anda"
Kalau dalam bahasa Inggris kita menjumpai kata "I" (kata ganti orang pertama tunggal) di manapun posisinya dalam kalimat, kata itu selalu diketik dengan huruf besar "I", dan tidak pernah diketik sebagai "i", terkecuali itu dalam interaksi pribadi, atau kesengajaan bermedia sosial.
Tahu sama tahulah, dalam bermedia sosial kadang warganet sengaja menulis kata dengan "plesetan", atau "penyamaran", entah itu tren atau memberi kode kepada pembacanya, contohnya:
"mihil" untuk kata "mahal"
"bingit" untuk kata "banget"
"bingun" untuk kata "bingung"
"syantik" untuk kata "cantik", dan sebagainya.
Anda sudah mendaftarkan diri untuk ikut Kompasianival?
Anak Anda usia berapa?
Anda jangan meragukan kemampuan mereka.
Yang demikian itu sesuai ketentuan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Saya rasa catatan sekilas ini cukup. Oh ya, salah satu pembicara yang dihadirkan Kompasiana dalam perhelatan Kompasianival adalah pendekar bahasa alias Ivan Lanin yang mungkin sebagian dari kita sudah mengikuti media sosialnya. Jadi nambah lagi keasikan dan manfaat hadir di "Kompasianival Reunite" dong, ya.
Semoga Anda sekalian berkenan.
*Saya akui, taat EYD dan memakai kata sesuai rujukan KBBI/ PUEBI tidak selalu menarik atau asyik dari sudut pandang "copywriting". Jadi anggaplah ini juga merupakan kritik buat diri sendiri.*