Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Imaji Puspa Bersajak

10 Oktober 2019   11:17 Diperbarui: 10 Oktober 2019   12:02 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kulantunkan tembang asa, kan mekar bungamu sentosa |Foto: Indria Salim

Pohon bunga Anggrek ini tiga hari yang lalu tumbuh sempurna. Pagi ini dua tangkainya tinggal separuh. Satu tangkai tandas teretas. Satu lagi memberi jejak daun melekat. Kematian dalam kehidupan?

Entah karena apa, entah oleh siapa.

Tangkai yang memiliki tunas bunga, entah bagaimana terus bertumbuh, utuh!

Kulantunkan tembang pujaan dan doa. Niscaya tangkai itu aman sentosa. Akan tiba titik masanya, pecinta saksikan tujuh kuncup bunga mekar berseri.

"God never said that the journey would be easy, but He did say that the arrival would be worthwhile." *)

Kulantunkan tembang asa, kan mekar bungamu sentosa |Foto: Indria Salim
Kulantunkan tembang asa, kan mekar bungamu sentosa |Foto: Indria Salim
Hidup tanpa kesulitan, seperti apakah itu?
Perjalanan sepanjang masa, terangkai penuh darah dan air mata.
Darah adalah kehidupan,
Air mata membayanginya.
Air mata bahagia, merebakkan tetes yang serupa dari berpasang-pasang mata yang menyaksikan insan bahagia. Rasa haru menyatu bersama asa beku.

Air mata duka lara, mengguncang hati lembut. Insan sejati merengkuh jiwa rapuh. Menguatkan kekasih patah hati yang lemah, mengangkat pecundang yang bertobat.

Bukan, ini bukan agama. Ini roh kemanusiaan yang utuh, roh yang welas asih. Bunga Anggrek akan merekah, indah, getarkan bibir Pecinta, "Terima kasih kepada-Mu, Yang Maha Pencipta."

Salam Bahagia! :: Indria Salim ::
IG: www.instagram.com/myworkingphotos

*) Max Lucado (Penulis, Pastor)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun