Menarik disimak bahwa Kementerian Komunikasi dan Informasi menyediakan ruang pembahasan berkala yang dikemas dalam sebuah forum, yaitu Forum Merdeka Barat 9 (FMB9).
Pada tanggal 16 September 2019, saya antusias ingin mengetahui tentang apa dan bagaimana Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) terus menerus berupaya memperkuat dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan pengawasan obat dan makanan.
Ini bagi Penulis adalah tema yang sangat menyentuh keseharian masyarakat, dibahas dan dipaparkan oleh narasumber yang berkompeten, yaitu Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito; Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf ; Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan Kemenkes Kuwat Sri Hudoyo, dan Ketua Umum GAPMMI Adhi S Lukman.
Acara tersebut berlangsung di Gedung Serbaguna Kominfo, Jakarta dari pukul 13.00wib sampai 15.00wib.
Salut kepada penyelenggara yang memulai acara tepat waktu, dengan moderator keren Imam Priyono yang memandu acara hingga berjalan lancar, padat dan sarat pengetahuan tanpa efek membosankan.Â
Bahkan sampai akhir acara, Penulis juga terkesan dengan antusias serta kesungguhan hadirin mengikuti diskusi dan pemaparan para nara sumber dengan perhatian yang fokus dan tertib. Tidak ada yang lalu lalang di tengah forum, keluar masuk ruang, pun pengambil gambar yang sangat tertib. Bravo.
"Tantangan kita ini besar. Pengawasan yang kita lakukan bukan semata-mata melawan kejahatan di bidang obat dan makanan, tapi juga penguatan usaha supaya punya dampak positif, melindungi dan membuat kemandirian, serta peningkatan daya saing dan ekonomi," demikian penjelasan Penny Lukito.
Penny menyatakan bahwa BPOM terus berupaya melakukan terobosan demi meningkatkan efektivitas pengawasan obat dan makanan, antara lain melalui penerapan 2D barcode pada produk obat dan makanan, penguatan pengawasan peredaran online obat dan makanan, intensifikasi operasi penindakan dan pengungkapan aktor intelektual melalui perkuatan kemitraan dengan institusi penegak hukum, pengembangan regionalisasi laboratorium, serta penambahan jumlah SDM, peningkatan kompetensi, sikap dan integritas SDM.
"Kita sudah mempermudah sertifikasi obat, peredaran alat kesehatan. Kita juga sudah menggunakan e-katalog agar mendapatkan obat-obatan berkualitas dalam negeri dan bisa dijangkau masyarakat dengan murah," ujar Staf Ahli Bidang Hukum Kemenkes, Kuwat Sri Hudoyo.
BPOM mendukung peningkatan daya saing industri obat dan makanan dengan beberapa langkah prioritasnya.
Agenda utama BPOM untuk tahun 2019 adalah memperkuat dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan pengawasan obat dan makanan.
Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf mendorong agar kapasitas BPOM dikuatkan, mengingat beban tanggung jawabnya mengawasi cakupan wilayah Indonesia. Penguatan ini selain dari sisi SDM, juga anggaran maupun payung hukum yang berupa UU Pengawasan POM.
Penulis mengapresiasi "layanan informasi publik" yang berkualitas  seperti pada FMB9 hari itu. Nara sumber, moderator, dan para hadirin yang resiprokal memberi bobot manfaat yang berguna untuk lebih lanjut disebarkan kepada khalayak luas -- dalam hal ini terkait pemahaman akan pentingnya masyarakat mengonsumsi obat dan makanan yang bermutu, sehat, dan legal.Â
Bagi masyarakat produsen yang awam, penting mengetahui dan mengikuti aturan memproduksi makanan ataupun obat-obatan termasuk obat tradisional sesuai ketentuan baik oleh Kemenkes, maupun BPOM.
Sesungguhnya, menyimak pemaparan tentang pengawasan obat dan makanan, penguatan BPOM, peran Komisi III DPR-RI terkait RUU, juga isu penguatan produsen obat dan makanan itu ibarat melihat orang mengupas bawang merah.Â