Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Luka] Belajarlah Sampai ke Negeri Cina

11 November 2018   09:50 Diperbarui: 11 November 2018   11:01 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sedih. Ini tidak benar. Relung hati rasa pedih. Seseorang yang kusayangi sudah menamatkan berbagai tahapan sinau di bangku-bangku ladang ilmu, namun setiap kuberi informasi, tidak ditanggapi dengan rasa kepo yang membuatnya berinisiatif melakukan eksplorasi mandiri. Bukankah semula dia yang meminta bimbinganku?

Aku ini manusia abad Siti Nurbaya, atau siapa tahu malah inkarnasi kawula zaman Patih Gajah Mada. Namun sejauh ini aku bertahan karena beruntung mampu menjaga secuil rasa kepo itu dalam diri. Entah apa aku jadinya, bila raga ini semakin renta dan aku tidak berbuat apa-apa, kecuali merangkai kata.

Anak-anakku, pernahkah kalian mendengar seorang bijak berkata, "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina?"

Lupakan Cina, atau negara lainnya yang bisa kusebutkan, termasuk pelosok negerimu sendiri. Namun intinya, luaskan pandanganmu tentang tanah leluhurmu -- Nusantara, dunia, jagad semesta dan seisinya. Bertualanglah, setidaknya melalui jagad kata bermakna. Menyelamlah ke dalam samudera pesona budaya bangsa, lalu peradaban manusia nyata.

Anak-anakku kekasih Ibu Pertiwi, bangunlah, 'Nak. Nusantara lebih luas dari layar gawaimu. Nusantara sungguh kaya raya. Nusantara membuat bangsa seluruh dunia ingin menguasainya, memilikinya bukan tersebab kopi dan lada semata.

Bangunlah, 'Nak. Tidur membawamu ke alam mimpi. Mimpi pun, tak akan kaudapatkan bila hidupmu hanya makan, minum, jalan-jalan ke mal beraroma wangi dan penuh gemerlap cahaya sesaat. Mimpimu akan menjadi kekuatanmu, bila kau keraskan niatmu mewujudkannya.

Kini saatnya membangun mimpi terindah, terkhayali. Lalu berjalanlah mulai dari selangkah, lalu selangkah lagi, dan selangkah lagi. Berjalanlah, terus menuju tepian mimpi. Mimpi itu semakin indah bila mewujud kini, nanti, atau secepat kau bisa. | Indria Salim |

*) Teks ini adalah revisi dari artikel aslinya, yang Penulis unggah pertama kalinya di kumparan 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun