Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Tentang Penyair

9 November 2018   19:45 Diperbarui: 10 November 2018   11:19 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pena ajaib |pixabay.com

Penyair menggoreskan pena dengan ajaib. Sebuah kata yang terlontar ringan, mengguncang dahsyat melebihi berita kiamat. Penyair mengolah rasa, kata mereka. 

Penyair menuntun jiwa papa pada cahaya terang. Penyair melakukan banyak pemberontakan, kadang untuk melawan dirinya sendiri. Kelahiran karya yang membawa pecinta meretas surga lapis ketujuh, terbang tinggi dan merasuk sampai ke tulang sungsum.

Aku memperlihatkan sajakku pada seorang penyair. Ada gelak dan sergah membuka mataku. "Bila kaumaksudkan ini karya seni, puisimu sungguh telanjang," gumam penyair itu menambah gemetar tanganku. Aku tertunduk, menggugu khidmat. Kujelajahi negeri penyair, di mana pertapa menyihir gerutu dan desis menjadi busur panah beracun. 

Di sana, rindu seorang kekasih seindah kerlip bintang di langit kelam. Sementara itu, masa depan tergenggam dalam seikat bait gubahan. Aku lesap, lebur dalam puisi. | Indria Salim |

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun