Defisit neraca berjalan berkurang di kuartal-1, karena defisit perdagangan jasa menyusut tajam. Defisit neraca berjalan berkurang menjadi 2,1 persen dari PDB pada kuartal-1, dari 2,3 persen PDB pada kuartal-4 tahun lalu, sebagian akibat kedatangan wisatawan asing yang lebih tinggi.
Prospek ekonomi Indonesia terus positif. Akibat dari pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan melambat serta arus perdagangan moderat, pertumbuhan PDB Indonesia diproyeksikan akan tetap meningkat.
Risiko terhadap prospek di atas termasuk kondisi pengetatan moneter dan gejolak keuangan yang berpusat di sekitar negara-negara berkembang lainnya yang lebih rentan.
Selain bidang ekonomi, menarik dicermati dan penting dikaji demi kebijakan yang tepat -- laporan Bank Dunia kuartal 1 tahun 2018 mengamati proses 15 tahun reformasi pendidikan Indonesia, dan menilai dampaknya dalam meningkatkan hasil pendidikan dan modal manusia di Indonesia, serta tantangan yang masih ada.
Angka partisipasi sekolah terpantau tumbuh secara signifikan, namun capaian pembelajaran siswa masih berada di bawah tingkat negara-negara lain di kawasan ini, sehingga mengurangi daya saing Indonesia dalam ekonomi global. Hal ini perlu dikaji serius oleh pemerintah, dan menjadi salah satu acuan prioritas penyempurnaan kebijakannya.
Pun bila kedua capres dan cawapres melakukan kampanyenya, hendaknya memberi gambaran lebih visioner solutif, atau konstruktif alih-alih pesimistik dan sekadar wacana normatif bin lebay.
Soal definisi lebay ini, kita lihat saja ilustrasi kebijakan dan pelaksanaan kebijakan oleh Pemda DKI saat ini, adakah hal-hal yang jelas lebih baik dari sebelumnya, yang lebih konstruktif, atau malah merupakan reduksi dari kualitas yang sudah baik sebelumnya?
Demikian catatan sekilas tentang kualitas pesan-pesan penting pasangan capres selama masa kampanye. Cerdas dan mencerdaskan, serta mencerahkan dan edukatif, itu yang kami rakyat Indonesia butuhkan. Bagaimanapun, semua terpulang sebagai pengingat diri, termasuk buat penulis sendiri. | www.twitter.com/indriasalim |
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H