Ada beberapa judul yang ceritanya sederhana, namun itulah daya tariknya. Kalau kuharus memberikan ulasan seimbang, ada beberapa cerita yang perlu tambah bumbu dramatis sedikit ( Ini karena agak mengesankan seperti jurnal pribadi). Cuma satu atau dua judul sih yang seperti itu, walaupun bagiku tetep saja asik dibaca. Mungkin karena tokoh dan setting cerita adalah orang-orang dengan budaya Barat, ini sedikit mengingatkanku pada sensasi yang kudapat ketika membaca "Orang-orang Bloomington" karya Budi Darma. Tentu ungkapanku ini maknanya relatif, dan subyektif.
Tentang cerita ke-4, yaitu "Jeruk Kristal" sendiri, "voice"-nya merepresentasikan wanita zaman now alias kekinian, jadi agak berbeda dengan cerita lainnya dalam buku ini. Itu pendapat subyektifku saja. Mungkin kalau kubaca ulang dan tanpa interupsi, kesan ini bisa jadi berubah lagi.
Beruntungnya pembaca buku ini, yang melibatkan editor yang pastinya memberi sentuhan keren -- Tatyana Soebianto. Aku merasa dimanjakan oleh ilustrasi yang walau tidak berwarna, tetap indah dan membawa kita pada imajinasi tak terbatas. Bravo, Antonio Reinhard Wisesa!
Aku menunggu karya berikutnya dari Sang Penulis, Maria Antonia Rahartati Bambang Haryo a.k.a Madame Asterix. Sebutan Madame Asterix populer di antara para penggemar buku komik yang aslinya berbahasa Perancis, yaitu "Asterix". Di tangan Pengarang Kumcer "Jeruk Kristal" ini, komik itu memberikan nuansa kecerdasan dnan kocak bagi pembacanya. Pun begitu yang sebagian kesan yang kurasakan dari "Jeruk Kristal".
Khusus bagian yang mengulas tentang Kumcer ini sudah lebih dulu kuunggah di laman goodreads[dot]com, meskipun isinya yang kutulis buat pembaca Kompasiana tidak persis sama. Semoga menambah informasi yang bermanfaat. Mudah-mudahan. :: @IndriaSalim ::
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H