Alam punya solusi untuk mengatasi permasalahan air |Poster WWD.org
Hari Kamis, 22 Maret 2018 sekitar pukul 21.20 wib, saya baru saja turun dari Trans-Jakarta di halte Slipi Petamburan. Saya turun ke arah bawah tangga penyeberangan, melewati toilet area halte bus Trans-J itu. Saya kaget mendengar suara aliran air deras. Saya tengok, asalnya dari toilet yang pintunya terbuka, dengan ember meluberkan air dari keran yang terus mengalir. Merasa heran, saya ingin menanyakan atau melaporkan hal ini kepada pengelola halte. Sudah larut malam, saya harus mengejar bus arah pulang -- ke Tangerang.
Belum 10 langkah saya berjalan, seorang pria berteriak memanggil saya. "Bu, bu, apakah tadi pakai toilet?"
Wow, saya terciduk oleh ketidakberesan yang dilakukan oleh orang lain! Meskipun kesal kena tuduh, sambil senyum saya berteriak balik kepadanya, "Saya cuma kebetulan melewati, tapi menjauh dari toilet. Saya juga heran, sempat mau lapor tapi saya kemalaman pulang. Saya tadi heran, apa tidak ada penjaga toilet/pengelola halte yang mengawasi ketertiban toilet? Seperti apa pengguna yang tidak bertanggung jawab itu? Saya sendiri sedih dan kesal melihatnya, Pak. Apalagi saya barusan dari acara memperingati Hari Air Sedunia -- hari ini, coba!
Pria tersebut mengutarakan kekesalan yang sama, menyayangkan kelakuan pengguna toilet yang seenaknya itu, sampai-sampai dia berpikir akan mengunci toilet sehingga pengguna ketahuan saat datang dan perginya untuk mencegah hal serupa berulang di lain waktu.
Baiklah, itu selingan yang merepresentasikan kejadian pemborosan air yang sering saya saksikan. Di Mall, di restoran, orang seenaknya memakai kran air tanpa menutup dengan baik. Padahal kran tidak rusak. Bagi saya itu sangat norak, apalagi dilakukan oleh pengguna fasilitas publik yang tampaknya bukan dari kalangan yang tidak biasa memakai kran air. Saya pastikan kebanyakan dari mereka bukan anak-anak pula, yang semestinya tahu bahwa itu memboroskan air. Sungguh disayangkan. Biasanya saya langsung mengingatkan kepada yang bersangkutan bila pas bertemu, menutup kran, atau melaporkan ke petugas agar menjaga air kran tidak mengucur sia-sia.
Taman Kehati Danone Aqua di Babakan Pari |Foto: Indria Salim
Menuju ke Ruang Learning Center, Patuhi Aturan Keamanan |Foto: Indria Salim
Ceritanya, saya bersama 30-an Blogger dan sejumlah Wartawan mengikuti "Bincang Air" yang diadakan bertepatan pada Hari Air Sedunia tersebut. Acara "Bincang Air" yang mengajak peserta mengunjungi tiga lokasi terkait Air ini diselenggarakan oleh Danone AQUA Indonesia, dan mendapatkan pemaparan penting dari
Corporate Communications Director Arif Mujahidin,
Sustainable Develompment Director Karyanto Wibowo,
Senior Manager Sustainable Development Fainta Negoro,
Program Manager Danone-AQUA Arman Abdurrohman (
Forestry & Conservation Program).
Corporate Comm. Director Arif Mujahidin Membuka Bincang Air |Foto: Indria Salim
Ada tiga lokasi yang dikunjungi, yaitu konservasi Babakan Pari di Sukabumi; Lokasi pembuatan kolam resapan air (
Water Pond), dan Biopori Pasawahan di Sukabumi; dan Sumur Resapan di desa Cisaat.
Sumur Resapan di Babakan Pari |Foto: Indria Salim
Hari Air Sedunia (
World Water Day), selanjutnya sebut saja
WWD 2018 diperingati setiap tahunnya pada tanggal 22 Maret. Tahun ini PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) menetapkan tema "
Nature for Water". Tujuan memperingati WWD 2018 adalah untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya pelestarian air
Dalam kata sambutannya, Direktur Arif Mujahidin menyampaikan bahwa air itu tanda kehidupan. Air itu anugerah. Namun, bila kita salah mengelolanya, maka air seakan menjadi sumber musibah.
Selanjutnya Arif Mujahidin berharap bahwa blogger melalui tulisan dan karya sosial media lainnya, dapat menjadi agen perubahan, membagikan kebaikan dan hal bermanfaat bagi semua -- dalam hal ini hal terkait pelestarian sumber air dan ekosistemnya. Untuk itulah Bincang Air diadakan, agar kita terinspirasi untuk belajar lebih banyak tentang isu-isu terkait air, dan bersama-sama dengan orang sekitar mengambil tindakan untuk membuat perbedaan.
Pak Karyono memaparkan inisiatif yang dilakukan oleh Danone AQUA di depan para peserta |Foto: Indria Salim
Di Ruang
Learning Center PT Tirta Investama Babakan Pari (Danone-AQUA) di Mekarsari, kami mengikuti pemaparan oleh
Sustainable Development Director Karyanto Wibowo tentang semua terkait air- asal-usul, permasalahan lokal dan global, peran serta semua pihak dalam mengatasi permasalahan air, dan strategi penanganan dan capaian Danone AQUA, khususnya terkait inisiatif keberlanjutan yang berfokus pada perlindungan sumber daya air, pengelolaan kemasan plastik, dan pengurangan emisi karbon. Beberapa pertanyaan peserta
Bincang Air juga dijawab oleh
Sustainable Development Senior Manager Fianta Negoro.
Lihat Inovasi Selengkapnya