Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bepergian, Optimalkan Jalan-jalan Tanpa Keluhan Pegal

9 Januari 2018   17:43 Diperbarui: 1 Februari 2018   20:34 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jogging di bukit tanpa khawatir pegal |Indria Salim

Tetap sehat dan bebas stres sepanjang liburan bukan hal yang selalu mudah. Saat bepergian pun begitu, entah dengan mobil, naik kereta api, atau pesawat terbang dan khususnya jika itu perjalanan panjang. 

Kalau tidak pandai menyiasati atau mengantisipasinya, kita bisa menderita kelelahan panjang, sakit dan nyeri sekujur tubuh dan otot, pegal sana-sini. Ini tentu menyebalkan, lebih seriusnya menghambat kegiatan kita. Banyak gerakan ekstra yang kita lakukan saat bepergian, misalnya angkat-angkat koper, salah memosisikan tubuh, jalan kaki jarak jauh, naik turun tangga, mendaki tempat terjal, atau meringkuk karena tempat duduk kendaraan sempit.

Atlit pun harus bisa mengatasi pegal |Indria Salim
Atlit pun harus bisa mengatasi pegal |Indria Salim
Selama 3 bulan terakhir tahun 2017 saya banyak bepergian, di antaranya terkait dengan kegiatan ngeblog bersama Kompasiana. Ada blog trip ke Gunung Gede Pangrango, dan serangkaian kegiatan sebagai peserta Danone Blogger Academy 2017. Serangkaian kegiatan ini membutuhkan stamina fisik dan nyali tersendiri. Ada treking yang bikin sebagian peserta termasuk saya serasa mau nyerah karena medannya cukup berat: jalan setapak yang licin, mendaki, berkelok-kelok di tengah hutan, dan di antara tepian jurang. Auwo, auwo!

Ikut arung jeram menyusuri Sungai Cisadane juga perlu keberanian dan kebugaran tubuh. Semua harus mengayuh dayung, menjaga keseimbangan badan, tahan banting jika tak ingin terbanting mendadak lalu terjun ke sungai berarus yang bikin jantung mencelos. Alhamdullilah semua blog trip berlangsung lancar, kami pulang dengan selamat tanpa cedera, dan malah membawa kenangan indah tak terlupakan.

Saya sempat mengalami pegal-pegal sesudahnya, tapi nggak pakai lama! Rahasianya, begitu sampai di hotel tempat menginap selama blog trip, jua saat setiba di rumah, saya mandi air hangat dan mengoleskan Geliga Krim pengusir pegal. Krim ini efektif, praktis, tidak meninggalkan noda di pakaian, tidak berminyak, aromanya lembut dengan sensasi hangat. Pegal hilang saat saya bangun di pagi berikutnya.

Bulan Desember saya bertiga-keluarga konvoi mobil ke Solo, berlibur, Natalan, dan mengunjungi Ibunda. Perjalanan laju lancar, sesekali berhenti dan mampir di Rest Area -- ke toilet, dan melakukan peregangan untuk  relaksasi otot-otot tubuh.  

Kami mampir ke Pantai Pekalongan, menyapa hangat matahari, dan menikmati udara  khas pantai. Duduk-duduk di bawah pohon cemara lebat, kami nyaris malas beranjak. Para keponakan yang pra remaja asyik bermain sendiri & ngevlog. Tidak ada yang mengeluh capek, pun kami yang dewasa. Ternyata kami seperti  janjian, masing-masing emak membawa Geliga Krim

Dari pantai kami sengaja istirahat dulu semalam di sebuah hotel yang strategis lokasinya. Kami sempat keluyuran jalan-jalan ke mal yang ada di seberang hotel. Naik turun eskalator mal, rasanya agak pegal juga karena kami kan habis melakukan perjalanan sejak pukul 8 semalam sebelumnya. Namun itu sama sekali bukan masalah. Ada krim otot Geliga yang meredakan pegal sehingga kami bisa tidur efektif. 

Sesampai di Solo stamina kami sangat prima, berbagi keceriaan bersama saudara dan Ibunda. Kami merayakan natal keluarga, bernyanyi bersama dengan iringan organ tunggal yang dimainkan bergantian. Hari-hari berikutnya acara kami penuh dengan jalan-jalan.

Saya ikut terus dong, kan jalan-jalan berarti melihat pemandangan dan suasana baru, wisata kuliner, dan kegiatan fisik nan asyik seperti menapaki tangga Candi Ratu Boko (Yogyakarta), menapaki dan menyusuri tangga anjungan pemandangan dari Bali Ndeso, sebuah restoran yang sangat luas lengkap dengan taman di kawasan asri Tawangmangu.

Cerita di Bali Ndeso seru, karena kami disambut dengan guyuran hujan super deras dan boleh saya sebut sebagai badai. Ya, badai, sampai restoran itu pun seakan menjadi bocor atapnya dan air memasuki lantai restoran. Bukan banjir bukan bocor tapi terkena imbas badai. Kami hanya bisa duduk-duduk di sudut restoran yang lebih hangat. Ada Ibunda juga! Ibu yang sudah sepuh kok bisa ikutan jalan-jalan? Keseharian beliau itu aktif wira-wiri dari kamar ke dapur, dapur ke ruang tamu, dan keluhan pegal itu baginya sudah biasa, pun cara mengatasinya ya dengan Geliga Krim . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun