Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Suara Mirip Sirene Itu, Suara Owa Jawa

21 November 2017   23:22 Diperbarui: 21 November 2017   23:55 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Senin dan Selasa (13-14 November 2017) yang lalu, saya bersama 19 Kompasianer lainnya beserta Admin mengikuti acara Pertamina mendukung Pelestarian Owa Jawa. Itu pertama kalinya dalam hidup saya melakukan perjalanan di alam liar, berjalan menapaki tikungan licin, sempit, ada yang sedikit berbatu, di sebuah wilayah hutan konservasi di Gunung Gede Pangrango.

Berbekal sandal gunung yang terakhir kali saya pakai saat rafting di Sungai Citarik satu dekade lalu, saya memberanikan diri mengikuti kegiatan demi kegiatan dari rangkaian acara itu. Bagi saya ini hadiah bulan November. Kapan lagi saya mendapatkan kesempatan sebaik ini.

Owa Jawa itu Siapa?

Owa Jawa |Foto: kompas.com
Owa Jawa |Foto: kompas.com
Owa jawa (Hylobates moloch) adalah satwa primata endemik pulau Jawa. Sebagai primata arboreal yang melakukan seluruh aktivitas hidupnya di pohon, kelangsungan hidup owa jawa di alam sangat bergantung pada tegakan pohon dengan tajuk menyambung. Maka kehadiran Owa Jawa dapat dijadikan indikator kondisi hutan yang sehat dan terjaga baik. Sebagai satwa pemencar biji, Owa Jawa berperan penting menjaga siklus dan regenerasi ekosistem hutan. Ini penting!

Survei terakhir mencatat owa jawa yang hidup terisolasi di hutan konservasi dan hutan lindung, seperti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Gunung Halimun Salak, Ujung Kulon, serta Cagar Alam Gunung Simpang dan Gunung Tilu.

Owa jawa menjadi patron sistem sosial yang menjunjung tinggi nilai kesetiaan dan gotong-royong. Tidak seperti primata pada umumnya, Owa Jawa menganut sistem perkawinan monogami dan hidup dalam unit keluarga yang erat. Keluarga owa jawa terdiri dari sepasang induk dengan 1-3 anak yang dilahirkan setiap 2-3 tahun sekali.

Owa Jawa dilindungi oleh undang-undang, namun populasinya di alam terus menyusut. Penyebabnya antara lain, adanya kerusakan habitat, ancaman aktivitas perburuan dan perdagangan untuk menjadikannya satwa peliharaan. Dalam Daftar Merah World Conservation Union (The IUCN Red List of Threatened Species) Owa Jawa masuk dalam kategori satwa terancam punah (Endangered species).

Start awal dari Bentara Budaya Jakarta, menuju Lido. MC Yosh Aditya membuat peserta lupa kantuk sisa semalam. Maklum, kami berangkat dari rumah rata-rata sejak pukul 4.30 pagi atau 5 pagi. Ada joke, kuis berhadiah, dan saya mendapatkan hadiah vocer spa yang akhirnya ditukar dengan lipgloss shisheido, karena rekan Kompasianer lain tidak suka lip gloss.

Kami sampai di Lido, sebuah pusat rehabilitasi dan pendidikan konservasi alam untuk melihat Owa.

Di sini peserta dibagi. Sebagian pergi ke pusat rehabilitasi, sebagian lagi lanjut ke Bodogol dengan menumpang jeep. Ternyata ini semacam off road, kata sopirnya ini fun off road, karena tantangan tidak seberat dengan off road yang lainnya. Walah, lha off road ini sudah berhasil membuat kami semua merah biru antara menangis dan tertawa, antara pucat pasi saking tegangnya dengan kegembiraan saat berhasil melintasi medan sulit tanpa harus ada yang jatuh, atau mobil terjebak lumpur. Sudah saya duga, yang duduk paling belakang besar kemungkinan adalah yang paling "menderita", itu karakteristik menumpang jeep. Goncangan lebih terasa, dan ditambah dengan kepadatan penumpangnya, "uyel-uyelan". Namun begitu, satu jeep hanya boleh memuat maksimum 7 penumpang termasuk sopir, dan itu memang benar-benar demi kenyamanan dan keamanan.

Tangan-tangan penumpang terheboh |Dokpri
Tangan-tangan penumpang terheboh |Dokpri
Antara tertawa dan Meringis |Dokpri
Antara tertawa dan Meringis |Dokpri
Semua serba yang pertama kalinya buat saya. Mengikuti acara Kompasiana bernuansa perjalanan, mengikuti off road, dan sebentar lagi menjelajah hutan. Eit, pertama kalinya bakal melihat Owa Jawa berkegiatan di habitat alaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun