... secangkir teh hangat dengan irisan jeruk nipis segar
 ... secangkir kopi tubruk panas tanpa gula
 ... secangkir mochaccino latte dengan secuil kue kacang
 ... segelas air dingin segar dengan celupan potongan buah strawberi segar.
 ... segelas es jeruk peras tanpa gula.
Frasa di atas hanya membuat imajinasi lebih terasa melekat dengan peristiwa keseharian yang penuh romantika. Itu menurut saya. Secangkir kopi panas, mungkin biasa saja. Tapi begitu kita ungkapkan dalam tulisan, efeknya terasa lebih gimana gitu. Nah, "gimana gitu" sungguh gimana gitu .. "tidak bisa dijabarkan" -- itu ungkapan ‘jadoel’ teman kuliahku dulu.
Lha tulisan di atas itu maksudnya apa? Menulis tanpa maksud, kan nggak apa-apa? Ini hanya membiarkan jari mengetik, istilah kerennya "olahraga jari dan akrobat kata" mungkin free writing, ya.
Saya sebenarnya tergoda menulis sebuah cerita pendek, dengan modal salah satu dari lima frasa di atas. Hanya saja saat ini sedang ada kewajiban menyelesaikan sesuatu secepatnya pagi ini, jadi akhirnya ya menulis apa yang melintas di benak. Salam dan selamat menulis. | @IndriaSalim |
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H