[caption caption="Kaesang dan Gibran: Senyum Dua Bersaudara | Foto: Fb Kaesang Pangarep"][/caption]Kalau kita bisa membaca pemberitaan liputan kegiatan Presiden Jokowi, kita tahu bahwa masyarakat yang ditemui Presiden juga senang menyambut Kaesang atau Kahyang (putri Presiden) saat mereka ikut dalam rombongan kunjungan Presiden ke daerah.
Tanggapan Kaesang dan Gibran:
Kaesang, “Kalau dilihat memang nggak ada perubahan yang signifikan antara Bapak jadi wali kota sampai jadi presiden. Kalaupun ada itu tentang follower di twitter ya meningkat lebih banyak.
Sementara itu, Gibran mengatakan, “Yang jadi Presiden itu Bapak saya, saya ini cuma anak Presiden.”
Itu awal wawancara Najwa yang menghadirkan Kaesang Pangarep (21 tahun), bungsu Presiden Jokowi. Hadir berbalut hem abu-abu polos, Kaesang tampil kalem, meski banyak melontarkan guyonan ringan. Itu ada di acara Mata Najwa: Cerita Anak Jokowi Gibran Dan Kaesang, begitulah tayangan Metro TV pada hari Rabu malam, 24 Februari 2016.
Kaesang bicara soal ketegasan ayahnya, baik sebagai kepala keluarga maupun sebagai Presiden. Kalau di rumah sehabis capek kerja seharian, humor-humor Presiden sebenarnya tidak lucu tapi sebagai anak yang baik, Kaesang kasihan, jadi tetap menghargai humor Sang Bapak.
Najwa bertanya tentang apa yang Indonesia belum tahu tentang Presiden.
Kaesang, “Setiap dua minggu Bapak suka sekali mengambil kecebong di kolam, dipindahin lalu jadi kodok, terus membuat kecebong berkembang biak, lalu dia nikmati.
Soal Kaesang rajin ngetweet
Selama nggak melanggar norma-norma, ya nggak apa sharing tweet, tidak menghin aorang, melecehkan, Bapak nggak komplin. Dia membaca sosmed saya setiap hari. Kadang-kadang komentar atau telepon, ‘kenapa twitnya aneh gini?’
Kaesang, “Ya kepikirannya cuma kayak gitu aja.”
Najwa sempat tanya gimana bicara sama Gibran? Ini karena ada twit orang-orang, Gibran pelit ngomong. Dia memang irit bicara dan senyum. Gibran Rakabuming Raka (28 tahun) lebih suka mandiri dan berbisnis kuliner. Menetap 5 tahun di dan sekolah di SMP -- Orchird Park Secondary Singapore, lalu dia melanjutkan sekolahnya di University of Technology Sidney, Australia, lulus pada tahun 2010. Selain merintis bisnis kuliner Chilli Pari – yang artinya “keberanian dan kemakmuran”, dan penyedia jasa perlengkapan pernikahan.. Lalu menyusul usaha bisnis martabak “Markobar” yang ditekuninya kurang dari setahun yang lalu.