Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pemilu 2014, Kehendak Bebas, dan Kemerdekaan Pribadi

8 April 2014   00:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:56 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda, seperti halnya saya tentu menikmati hak kita sebagai warga negara yang baik. Kita punya kebebasan untuk memilih berdasarkan kehendak dan keinginan kita. Dan tentunya itu semua karena kita melihat adanya pilihan-pilihan. Memiliki pilihan adalah suatu anugerah yang mengagumkan. Kehendak bebas, seiring dengan kemerdekaan yang kita miliki, adalah sesuatu yang berharga dalam hidup kita.

Tidak semua orang di dunia ini punya kebebasan memilih seperti kita, yang adalah warga Negara Indonesia. Mereka ini, yang karena situasi dan kondisi tertentu di negaranya, tidak punya kemampuan menentukan pilihan mereka, atau mengambil keputusan sesuai keinginan mereka. Dalam situasi demikian, mereka ini tidak dapat mengekspresikan keinginan mereka seperti yang seharusnya menjadi haknya.

Sungguh kita menjadi orang yang beruntung sebagai warga Negara Indonesia yang bisa menikmati hak itu.  Mungkin inilah cita-cita pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini saat memproklamirkan kemerdekaan RI. Bahwa Negara yang merdeka dan berdaulat penuh, memberi ruang dan alternatif pilihan yang mungkin, dan menghormati serta mengakui hak kebebasan berpendapat, mengambil keputusan atas pilihan-pilihan sesuai mekanisme peraturan yang berlaku, namun tetap menghargai pilihan  yang diputuskan oleh masing-masing warganya.

Kita perlu mengingat betapa istimewanya hak itu, tinggal atau menjadi warga Negara RI, yang harapannya menjunjung tinggi dan menghormati hak pribadi untuk memiliki pilihan.  Namun, kita perlu menyadari pentingnya kedisiplinan dalam menjaga kebebasan dan hak menentukan pilihan-pilihan pribadi. Dengan begitu, kita mensyukurinya dengan membuat keputusan dan menyatakan pilihan yang menjadi hak kita, dengan pemikiran terbaik kita agar berguna bagi diri kita sendiri, maupun orang lain. Bila kita menjadi calon pemimpin, hendaknya kita bertindak berdasarkan pengambilan keputusan terbaik, tidak hanya mementingkan keuntungan diri atau golongan sendiri namun juga orang-orang yang kita pimpin.

Mencoblos atau menjadi golput, itu pilihan. Ada tindakan, demikian pun konsekuensinya.

Bagaimanapun juga, semoga pileg dan pilpres tidak dikacaukan oleh sekadar ketidak- siapan logistik dan liku-liku proses dan prosedur administratif remeh-temeh.
Semoga hasil akhir pemilu 2014 (pemilihan anggota legislatif, dan pemilihan Presiden/wakil Presiden) kelak adalah pilhan terbaik rakyat pada umumnya (meskipun tidak bisa dipungkiri adanya kemungkinan terbaik dari yang buruk-buruk).

Semoga Indonesia bersatu, dan jaya (kembali) untuk seluruh rakyatnya.

Salam Kompasiana.

@IndriaSalim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun